Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebakaran Lahan Ancam Riau, 50 Ha Kebun Sagu Terbakar  

image-gnews
Petugas pemadam kebakaran dari Departemen Kehutanan menyemprotkan air pada kawasan hutan gambut yang terbakar di Rimbo Panjang Desa di Kampar, Riau di Indonesia, 6 September 2015. REUTERS/YT Haryono
Petugas pemadam kebakaran dari Departemen Kehutanan menyemprotkan air pada kawasan hutan gambut yang terbakar di Rimbo Panjang Desa di Kampar, Riau di Indonesia, 6 September 2015. REUTERS/YT Haryono
Iklan

TEMPO.COPekanbaru - Lahan gambut seluas 50 hektare di Desa Kayu Ara, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, terbakar. "Api melahap perkebunan sagu dan karet milik warga desa," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Meranti Mahmud Murod pada Senin, 29 Februari 2016.
 
Kebakaran itu terjadi sejak pekan lalu. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Meranti dibantu petugas Kepolisian dan TNI berhasil memadamkan api. Mereka kini bersiaga agar kebakaran tidak terulang lagi. 

Murod menduga kebakaran lahan disebabkan oleh adanya unsur kesengajaan dari pihak yang tidak bertanggung jawab untuk pembersihan lahan. Namun belum diketahui pelakunya. "Masih dalam penyelidikan polisi," ujarnya.

Menurut Murod, kebakaran lahan rawan terjadi di Meranti mengingat daerah itu merupakan kawasan kepulauan bergambut dalam. Terlebih cuaca panas dan tiupan angin cukup kencang yang membuat api cepat meluas.

Murod tidak memungkiri kebakaran lahan di Meranti bakal terus terjadi sepanjang tata kelola gambut belum tuntas. Sebab, kata dia, saat ini masih terdapat 480 tali air atau kanal liar yang melepaskan air menuju laut, sehingga lahan gambut di kawasan itu kian mengering. "Persoalannya, tata kelola gambut belum tuntas," ujarnya.

Murod mengaku pemerintah daerah terus berupaya membuat sekat kanal. Namun kanal tidak dapat dibangun di semua kawasan. 

Sebab, kata Murod, pemerintah Meranti tidak memiliki anggaran besar membangun sekat kanal untuk 480 tali air liar yang membuang air gambut ke laut. "Butuh perhatian pemerintah pusat untuk membangun sekat kanal di Meranti," ujarnya.

Dia menjelaskan, jauh hari pemerintah daerah telah mengusulkan pembangunan sekat kanal melalui program yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Namun hingga kini belum ada tanggapan dari Kementerian.

Belakangan, kata Murod, pemerintah pusat mengusulkan program pemulihan gambut bersama Badan Restorasi Gambut yang dibentuk Presiden RI Joko Widodo. "Dijadwalkan mereka akan datang pekan depan," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kebakaran lahan juga marak terjadi di Kabupaten Bengkalis sejak dua pekan lalu. Api melahap hampir 45 hektare lahan gambut di daerah itu. "Petugas pemadam hingga kini masih berjibaku memadamkan api," jelas Suiswantoro, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis.

Titik api baru kembali muncul di Desa Batu Panjang, dan seluas 15 hektare lahan gambut terbakar di Rupat. Kemudian di Kecamatan Siak Kecil, tepatnya di Desa Sungai Linau, terpantau ada 3 titik panas dengan luas 15 hektare. 

Lalu di Kecamatan Bukit Batu api melahap lahan gambut seluas 20 hektare, di Kecamatan Siak Kecil 8 hektare, dan di Kecamatan Bengkalis ada titik api baru di Desa Senggaro yang melahap lahan seluas 2 hektare.

Menurut Suiswantoro, cuaca panas di Bengkalis mencapai 32 derajat Celcius sehingga memicu munculnya titik api baru. Terlebih tiupan angin yang cukup kencang membuat titik api terus meluas.

Suiswantoro mengaku petugas pemadam dari BPBD, Masyarakat Peduli Api, dan Kepolisian sejak awal sudah bersiaga mencegah terjadinya kebakaran lahan sesuai dengan Instruksi Presiden RI Joko Widodo dan pemerintah daerah.

Namun persoalannya, kata Suiswantoro, masih ada masyarakat yang melakukan pembakaran untuk pembersihan kebun dengan cara sembunyi-sembunyi. Padahal, menurut dia, petugas hampir setiap hari melakukan patroli dan sosialisasi akan ancaman hukuman bakar lahan. "Lahan terbakar kebanyakan milik warga," ujarnya.

RIYAN NOFITRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Seorang wanita berenang di kolam renang rooftop di depan Menara Petronas yang diselimuti kabut asap di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 September 2015. Kabut asap tersebut berasal dari hasil pembakaran lahan di pulau Sumatera dan Kalimantan.  REUTERS/Olivia Harris
Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.


Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Massa membawa poster saat melakukan aksi demonstrasi protes perubahan iklim ketika kabut asap menutupi kota akibat kebakaran hutan di Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah, 20 September 2019 REUTERS/Willy Kurniawan
Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.


Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Petugas Manggala Agni Daops Banyuasin memberikan kode saat berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis, 21 September 2023. Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera sepanjang Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare yang terbagi menjadi 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.


Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Petugas dari Manggala Agni Daops Banyuasin berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis, 21 September 2023. Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera sepanjang Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare yang terbagi menjadi 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.


Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Warga berada di tepi Sungai Batanghari yang diselimuti kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Jambi, Selasa 15 Oktober 2019. Sejumlah daerah di Provinsi Jambi masih diselimuti kabut asap sehingga membahayakan kesehatan warga. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.


Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Kendaraan melintas di jalanan yang diselimuti asap di daerah Panarung, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa, 17 September 2019. Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, menyebabkan kualitas udara di kota itu berbahaya untuk kesehatan warga. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.


Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Petugas TNI menyemprotkan air untuk memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa 9 Maret 2021. Satgas Karhutla Riau terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran lahan yang masih terjadi di Provinsi Riau agar bencana kabut asap tidak kembali terulang. ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.


Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Ilustrasi: Titik kebakaran hutan atau hotspot di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. (Antara/HO Pusdalops Kabupaten PPU)
Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).


Prioritas Membangun Kota Bertuah

15 Agustus 2023

Prioritas Membangun Kota Bertuah

Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun, memprioritaskan pembangunan yang dibutuhkan warga. Menyiapkan generasi untuk Indonesia Emas 2045.


Bang Uun Sebut Pentingnya Peran Masyarakat Untuk Pekanbaru Bersih

4 Agustus 2023

Bang Uun Sebut Pentingnya Peran Masyarakat Untuk Pekanbaru Bersih

Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun SSTP MAP berkunjung ke Kecamatan Sail, Minggu, 30 Agustus 2023.