TEMPO.CO, Surabaya – Kader Partai Golkar bergantian menggalang dukungan di Jawa Timur. Setelah Setya Novanto, giliran Mahyudin yang mengunjungi Surabaya berkaitan dengan pencalonan dirinya menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2016-2021. Mahyudin optimistis mampu memenangi bursa pemilihan ketua umum tahun ini. (Baca: Menjelang Munas Golkar, Para Kandidat Ketua Umum Bergerilya)
“Saya punya modal sosial lima tahun menjadi ketua organisasi. Selain itu, saya punya teman banyak dari para ketua DPD I ataupun DPD II di seluruh Indonesia," katanya seusai acara “Silaturahim Caketum Partai Golkar dengan DPD II dan I se-Jawa Timur” di Hotel Sheraton, Surabaya, Senin, 29 Februari 2016.
Upayanya kali ini, kata Mahyudin, ialah mensosialisasi dan meminta restu kepada para pemegang suara. Ia pun menekankan kepada para ketua DPD agar tak terlibat politik uang yang kini santer di kalangan kader.
“Yang saya janjikan, pertama, saya tentu tidak ikut terlibat money politics. Saya hanya menjanjikan program kepada mereka yang realistis, gagasan saya, untuk membangkitkan kembali kejayaan Partai Golkar," ujarnya. (Baca juga: Agung Laksono Dukung Akom Jadi Ketua Umum Golkar)
Meski begitu, ia menyebut kemungkinan lawan-lawannya menggunakan politik uang. "Ya mungkin. Tapi saya berharap tidak akan terjadi. Saya juga tidak ingin mengamati lawan-lawan saya. Saya ingin bersaing secara fair," tuturnya. Menghadapi calon pesaingnya, Mahyudin mengaku menyiapkan strategi khusus. Namun ia masih merahasiakannya. “Untuk sekarang, masih dalam tahap sosialisasi untuk minta dukungan di daerah-daerah seluruh Indonesia.”
Selain itu, Mahyudin berjanji menggandeng mantan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) jika terpilih untuk masuk struktur kepengurusan partai berlambang pohon beringin tersebut. Menurut dia, selama ini selalu terdapat purnawirawan TNI di Partai Golkar. “Jika jadi (Ketua Umum DPP Golkar), saya juga akan melakukan hal yang sama. Saya akan menggalang komunikasi untuk bisa mengembalikan kejayaan Golkar,” katanya. (Baca: Munaslub Golkar: NTT Jadi Rebutan Novanto dan Mahyudin)
Wakil Ketua MPR itu pun menyatakan tak takut ditinggalkan rakyat akibat keputusannya tersebut. Alasannya, tak ada partai-partai lain yang ditinggalkan akibat memasukkan mantan anggota TNI.
Selain di Surabaya, Mahyudin bakal segera mengunjungi daerah lain demi menggalang dukungan. Ia menyebutkan Sumatera, Batam, Medan, Sumatera Barat, dan 24 provinsi lain. "Dukungan sekarang masih 10 provinsi," ucapnya.
ARTIKA RACHMI FARMITA