TEMPO.CO, Jakarta - Anggota tim sukses calon Ketua Umum Partai Golkar Ade Komaruddin, Bambang Soesatyo, angkat bicara terkait penolakan Nurdin Halid sebagai Ketua Panitia Pengarah atau Steering Committe (SC) Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar (Munaslub Golkar). Menurutnya sosok Nurdin tidak netral. "Nurdin kan timses Idrus (Sekretaris Jenderal Partai Golkar)," ujar Bambang saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 29 Februari 2016.
Menurut Bambang, ada kader Golkar lainnya yang lebih netral untuk menduduki posisi Ketua SC. Dia pun mendukung usulan dari beberapa kader agar posisi ketua SC Munaslub Golkar dipegang oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Rambe Kamarulzaman atau Hajriyanto Thohari.
Bambang pun memprediksi, akan terjadi debat sengit mengenai Ketua SC dalam rapat pleno yang rencananya akan digelar pada Rabu besok. Dia mengusulkan supaya ketua SC Munaslub Golkar ditentukan melalui voting. "Kalau tidak hati-hati, akan timbul masalah lagi seperti kemarin. Kalau ada unsur keberpihakan, sulit. Ketua SC harusnya diterima semua pihak," tuturnya.
Politikus senior Golkar lainnya, Zainudin Amali, menyatakan tidak ada penolakan terhadap Nurdin. Menurut dia, hanya ada banyak masukan dari beberapa pengurus agar pelaksanaan Munaslub Golkar sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM. "Yakni munas yang demokratis dan berkadilan," katanya.
Amali pun mengaku telah berkomunikasi dengan Nurdin dan mengajaknya untuk netral apabila terpilih menjadi Ketua SC. "Harus netral dan pasti beliau tahu itu. Kita harus memberikan fasilitas bagi seluruh kader," ujar Amali menambahkan.
Pada April mendatang, Golkar akan menggelar musyawarah nasional luar biasa dalam rangka rekonsiliasi. Dalam Munaslub Golkar itu, partai berlambang pohon beringin tersebut juga akan memilih ketua umum yang baru menyusul tidak akan majunya kembali Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.
Beberapa kader Golkar yang digadang-gadang akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar adalah Ade Komaruddin, Idrus Marham, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, Setya Novanto, Aziz Syamsuddin, Syahrul Yasin Limpo, Roem Kono, dan Mahyudin.
ANGELINA ANJAR SAWITRI