TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi PKS mengundang Badan Narkotika Nasional menggelar tes urine bagi 40 anggota Fraksi PKS, Senin, 29 Februari 2016. "Ada permintaan melalui surat dari Ketua Fraksi PKS, Pak Jazuli (Juwaini). Kalau dari DPR, baru Fraksi PKS yang meminta," ujar Kepala Seksi Lingkungan Kerja BNN Nining Sulastri saat ditemui di sela pemeriksaan.
BNN mengerahkan enam petugasnya di ruang Fraksi PKS, kompleks gedung DPR, Senayan, Jakarta. Menurut Nining, hasil pemeriksaan tersebut akan keluar pada Selasa besok. Pemeriksaan itu, kata dia, akan segera dilaporkan kepada pemimpin Fraksi PKS. "Termasuk kepada pimpinan kami," kata Nining.
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini di urutan pertama antrean tes urine ini. Jazuli mengatakan pemeriksaan itu dilaksanakan untuk menunjukkan keseriusan PKS dalam memberantas narkoba. "Indonesia sudah darurat narkoba. Bahkan bahayanya lebih sadis daripada teroris," ujarnya.
Karena itu, menurut dia, seluruh pemangku kepentingan harus serius dan bahu-membahu menangkal penyebaran narkoba. "Fraksi PKS ingin mulai dari diri sendiri. Gimana mungkin teriak-teriak kalau tidak mulai dari diri sendiri? Agar ucapan dengan kenyataan sejalan, kami lakukan pemeriksaan urine," ucap Jazuli.
Dia mengimbau fraksi lainnya melakukan hal yang sama dengan PKS. Agar DPR bebas narkoba, pemimpinnya juga harus serius melaksanakan tes urine, yang sebelumnya dilontarkan. "Kami tunggu respons fraksi lain," tuturnya.
Jazuli membantah fraksinya ingin mencari popularitas dalam pemeriksaan urine. Menurut dia, tes ini sudah rutin dilakukan sebanyak tiga kali. "Dan BNN enggak bosan. Selain bersemangat menangkap, BNN harus bersemangat dalam tindakan preventif," ujarnya.
Selain Jazuli, ada Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid dan anggota Fraksi PKS lainnya, yakni Abdul Kharis Almasyhari, Al Muzzammil Yusuf, Ecky Mucharam, serta Junaidi Auly.
ANGELINA ANJAR SAWITRI