TEMPO.CO, Tasikmalaya - Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat kini menduduki peringkat 5 sebagai daerah rawan bencana se-Indonesia. Sebelumnya, daerah ini menjadi "runner up" daerah rawan bencana di bawah Kabupaten Garut.
"Alhamdulillah, kalau dulu kita ranking kedua, sekarang turun ke ranking lima. Nomor satunya, kalau tidak salah Cianjur, dan Garut," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kundang Sodikin saat dikonfirmasi Senin, 29 Februari 2016.
Menurunnya ranking daerah rawan bencana ini, menurut Kundang, tidak lepas dari peran pemerintah yang terus meminimalisir dampak bencana dengan cara menyosialisasikan tanggap bencana kepada masyarakat. Saat ini, kata dia, masyarakat lebih paham dalam menghadapi bencana.
"Sekarang kalau ada retakan-retakan, masyarakat segera menutup. Sudah biasa sekarang, kita berupaya mengurangi risiko-risiko bencana," jelasnya.
Dengan upaya seperti itu, bencana yang lebih besar dan menimbulkan korban jiwa bisa dihindari. "Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada korban meninggal," ujarnya.
Meski ranking daerah rawan bencana menurun, bukan berarti Kabupaten Tasikmalaya nihil bencana. Sejak Januari 2016, sudah ada 30 kejadian bencana.
Mayoritas bencana di Tasikmalaya merupakan tanah longsor. Daerah langganan longsor di daerah ini yakni di Kecamatan Salawu dan Cigalontang. "Yang paling sering Cigalontang. Tapi bukan berarti di daerah lain tidak ada, di (Tasikmalaya) selatan ada di Kecamatan Bantarkalong, Culamega. Sebanyak 65 persen bencana di Tasikmalaya didominasi tanah longsor," kata Kundang.
CANDRA NUGRAHA