Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebulan Sudah Nelayan Tegal Tak Melaut  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Calon Presiden Joko Widodo, berdialog dengan para nelayan diatas kapal ikan saat berkunjung ke Tempat Pelelangan Ikan Tegalsari, Tegal, Jawa Tengah, 19 Juni 2014. Dalam dialog tersebut Joko Widodo berjanji akan beri pendidikan dan kesehatan gratis jika terpilih dalam Pilpres 9 Juli 2014. TEMPO/Imam Sukamto
Calon Presiden Joko Widodo, berdialog dengan para nelayan diatas kapal ikan saat berkunjung ke Tempat Pelelangan Ikan Tegalsari, Tegal, Jawa Tengah, 19 Juni 2014. Dalam dialog tersebut Joko Widodo berjanji akan beri pendidikan dan kesehatan gratis jika terpilih dalam Pilpres 9 Juli 2014. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Tegal - Nelayan di Kota Tegal, Jawa Tengah, tak melaut lantaran cuaca buruk. Mereka tak mau ambil risiko menghadapi laut yang sedang murka. "Sudah satu bulan ini enggak berangkat," kata Tasmin, 40 tahun, nelayan di pelabuhan Muarareja, Kota Tegal, Ahad, 28 Februari 2016.

Menurut Tasmin, saat awal musim hujan, nelayan termasuk dia nekat melaut. Bukannya untung, mereka malah tekor. Modalnya juga banyak. Untuk bekal anak buah kapal hingga operasional kapal mereka harus merogoh kocek Rp 50 juta sekali melaut. Namun hasilnya tak lebih dari Rp 25 juta.

Saat melaut selama sebulan, mereka memburu ikan remang dengan hasil tangkapan empat ton. Kini mereka hanya mendapat delapan kuintal. "Satu ton saja tak ada. Lagi sepi," katanya.

Di pelabuhan Muarareja, ratusan kapal bersandar di tepian. Sebagian nelayan asyik bersantai di atas kapal, sebagian lagi sibuk memperbaiki komponen kapal yang rusak. "Daripada rugi mending di sini saja," kata Tohar, 30 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dia pun berutang. Tak ada pekerjaan yang bisa dia lakoni selain mencari ikan.

Tahun sebelumnya, nelayan pernah berjaya saat musim hujan Januari-Februari seperti saat ini. Mereka tak terpengaruh cuaca buruk, karena yang mereka cari rajungan atau kepiting. Saat itu harganya Rp 90 ribu per kilogram.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, sejak pemerintah membatasi ekspor kepiting pada akhir 2015, harga kepiting terjun bebas: Rp 25 ribu per kilogram. Nelayan pun mencari tangkapan lain. "Kepiting saat musim seperti ini sebenarnya banyak, tapi sekarang harganya murah. Mending cari yang lain."

Warmih, 42 tahun, tengkulak di pelelangan ikan Muarareja, mengaku tak lagi membeli kepiting nelayan. Dia mengolah ikan asin. "Dulu enak. Saya beli ke nelayan langsung jual, untungnya besar. Sekarang (ikan asin) harus diolah dulu. Prosesnya lebih lama, untungnya kecil," katanya.

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

7 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

10 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

10 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

10 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

12 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.


Kapal Pencari Ikan Terbalik di Perairan Selayar, 24 Nelayan Belum Ditemukan

15 hari lalu

Sejumlah penyelam melakukan proses penenggelaman Kapal Angkatan Laut (KAL) Tabuhan II-5-25 di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis 25 Januari 2024. Tiga kapal yakni KAL Tabuhan, Patkamla Baluran dan Patkamla Mustaka yang usianya sudah tua dan tidak efektif lagi untuk melaksanakan tugas operasi pengamanan, ditenggelamkan oleh Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi di kawasan Pantai Bangsring sebagai upaya mendukung konservasi yang dijadikan rumah bagi biota laut. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kapal Pencari Ikan Terbalik di Perairan Selayar, 24 Nelayan Belum Ditemukan

Basarnas masih mencari 24 penumpang kapal Dewi Jaya 2 yang terbalik di perairan Selayar sejak Sabtu dinihari 9 Maret 2024.


Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

16 hari lalu

Mantan presiden Cina Hu Jintao meninggalkan kursinya dikawal dua pria saat upacara penutupan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Cina, di Aula Besar Rakyat di Beijing, Cina, 22 Oktober 2022. REUTERS/Tingshu Wang
Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja


Presiden Filipina Waswas Angkatan Laut Cina Ada di Laut Cina Selatan

29 hari lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Presiden Filipina Waswas Angkatan Laut Cina Ada di Laut Cina Selatan

Presiden Filipina memastikan meski Angkatan Laut Cina berada di Laut Cina Selatan, hal itu tidak akan membuatnya gentar.


Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

30 hari lalu

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.


Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

33 hari lalu

Ilustrasi dokter. Sumber: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk
Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis