TEMPO.CO, Sampang - Sudah dua hari aktivitas penyiaran di stasiun produksi Radio Republik Indonesia Kabupaten Sampang, Jawa Timur, terhenti total. Penyebabnya, kantor RRI yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Dalpenang, Kecamatan Sampang, itu terendam air setinggi 2,5 meter.
"Sejak Sabtu pagi kemarin, kantor tutup, karyawan libur," kata Supriadi, reporter RRI Sampang, Minggu, 28 Februari 2016.
Koordinator RRI Sampang, Nurhasan, membenarkan kabar terhentinya aktivitas penyiaran. Namun, ucap dia, aktivitas yang terhenti hanyalah agenda rutin on air dalam ruangan, seperti talk show dengan narasumber.
"Kegiatan live report dari lapangan soal banjir tetap jalan terus. Live report banjir untuk sementara di-handle RRI Jakarta, Surabaya, dan Sumenep," ujarnya.
Menurut Nurhasan, banjir di kantor RRI Sampang kali ini bukanlah yang pertama. Bahkan, tutur dia, bila banjir melanda Kota Sampang, kantor RRI menjadi salah bangunan yang pertama kali terendam, karena Kelurahan Dalpenang merupakan daratan paling rendah. "Kalau air sudah sampai di halaman, alat-alat siaran kami selamatkan ke lantai dua," katanya.
Agar tak terganggu banjir, Nurhasan berencana memindahkan kantor RRI Sampang. Bupati Sampang, ucap dia, telah bersedia menghibahkan sebidang tanah milik pemerintah daerah untuk dijadikan ganti kantor RRI yang lama. "Belum tahu kapan dipindah. Kalau Bupati responsnya positif, tinggal persetujuan RRI pusat di Jakarta."
Nurhasan menjelaskan, banjir yang menggenangi kantor RRI Sampang kali ini adalah salah satu yang terparah dalam empat tahun terakhir. Terakhir pada 2013, ujar dia, ketinggian air rata-rata 2,5 meter. Air baru surut tiga-empat hari kemudian. "Untuk 2014, air hanya selutut lalu surut. Pada 2015, nyaris tak terjadi banjir besar di Sampang," tuturnya.
MUSTHOFA BISRI