TEMPO.CO, Pekanbaru - Satelit Tera dan Aqua memantau lonjakan titik panas yang diindikasikan kebakaran hutan dan lahan sebanyak 27 titik. Jumlah tersebut jauh meningkat dari sebelumnya hanya 14 titik.
"Titik panas terpantau pukul 16.00 sore," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru Sugarin, Sabtu, 27 Februari 2016.
Sugarin menjelaskan, Bengkalis merupakan daerah penyumbang titik panas terbanyak, yang mencapai 18 titik. Disusul Pelalawan, lima titik; Siak, tiga titik; dan Indragiri Hilir, satu titik. "Tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau 24 titik," tutur Sugarin.
Menurut Sugarin, secara umum cuaca di wilayah Riau cerah hingga berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan tidak merata dan bersifat lokal terjadi di wilayah Riau bagian utara, barat, dan selatan pada siang atau sore hari. "Temperatur maksimum 31.0-34.0 derajat Celsius."
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis Suiswantoro mengakui terjadi peningkatan titik api di wilayahnya. Kebakaran hutan dan lahan marak terjadi di sejumlah kecamatan. "Beberapa hari terakhir ini kemunculan titik api meningkat," katanya.
Menurut Suiswantoro, sepuluh hari terakhir tidak ada hujan di Bengkalis. Cuaca panas membuat kebakaran lahan terus meluas. Titik api muncul di setiap kecamatan di Bengkalis. "Sudah lebih sepekan tidak hujan," ujarnya.
Suiswantoro menjelaskan, kebakaran lahan sudah dua pekan terjadi di Rupat. Titik api baru kembali muncul di Desa Batu Panjang, seluas 15 hektare lahan gambut terbakar di Rupat. Kemudian di Kecamatan Siak Kecil, tepatnya Desa Sungai Linau, terpantau 3 titik panas dengan luas 15 hektare. Lalu di Kecamatan Bukit Batu api melahap lahan gambut seluas 20 hektare, di Kecamatan Siak Kecil 8 hektare, dan di Kecamatan Bengkalis ada titik api baru di Desa Senggaro melahap lahan seluas 2 hektare.
Suiswantoro menjelaskan, 135 orang petugas pemadam BPBD Bengkalis sudah disiagakan di setiap kecamatan. Petugas pemadam hingga kini masih terus bersiaga dan berjibaku padamkan api dibantu puluhan masyarakat, Masyarakat Peduli Api (MPA), kepolisian, dan TNI.
Petugas cukup kesulitan memadamkan api lantaran di lokasi kebakaran sulit sumber air. "Terlebih tiupan angin yang berputar membuat lahan gambut sulit dipadamkan," ucap Suiswantoro.
RIYAN NOFITRA