TEMPO.CO, Malang - Jenazah tenaga kerja wanita Indonesia asal Kabupaten Malang, Eka Suryani, akhirnya bisa dipulangkan ke kampung halamannya di Dusun Mulyosari RT 22 RW 08, Desa Mulyosari, Kecamatan Donomulyo, pekan ini.
Kepastian pemulangan jenazah perempuan berusia 23 tahun itu disampaikan langsung Konsul Protokoler dan Konsuler Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Guangzhou, Monamaria Bonifasia, kepada Tempo melalui akun media sosial WhatsApp pada siang hari ini, Selasa, 23 Februari 2016, bertepatan dengan sebulan meninggalnya Eka pada 23 Januari 2016.
Menurut Monamaria, jenazah Eka diterbangkan ke Indonesia melalui Bandar Udara Internasional Baiyun, Guangzhou, pada Kamis malam, 25 Februari 2016, ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan pesawat Garuda Indonesia GA 889, untuk kemudian diterbangkan lagi ke Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, pada Jumat pagi, 26 Februari, dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 302 dan dijadwalkan mendarat sekitar pukul 07.05 WIB.
“Semua biaya pemulangan ditanggung majikannya,” tuturnya.
Bakti Riza Hidayat, penasihat hukum keluarga Eka, meminta jenazah Eka diotopsi di Rumah Sakit Umum Daerah dr Sjaiful Anwar di Kota Malang. Keluarga masih beranggapan Eka meninggal secara tidak wajar karena, semasa hidup, Eka sering mengeluhkan perlakuan kasar sang majikan. Keluarga menolak jenazah Eka diotopsi di Cina karena banyak organ tubuh yang harus ditinggalkan di sana.
“Informasi informal yang kami terima, Kepala Kepolisian Resor Malang telah merekomendasi dilakukan otopsi atas jasad Mbak Eka di RSSA nanti. Tapi, pastinya kapan, kami masih tunggu jawaban tertulis,” katanya.
Eka Suryani berangkat ke Hong Kong pada 24 Juni 2015. Perempuan kelahiran 7 Mei 1992 itu diberangkatkan PT Surabaya Yudha Citra Perdana (SYCP) dan kedatangannya di Hong Kong ditangani AIE Employment Centre, mitra kerja SYCP. Eka bekerja di rumah Tai Yuk Mui, yang beralamat di di HSE 10 Peak House Tung Lo Wan Shan, Shatin.
Pada akhir Desember 2015, sang majikan mengajak Eka menikmati liburan Imlek di Provinsi Fujian, Cina. Namun, ternyata, Eka dipekerjakan di proyek pembangunan hotel milik sang majikan di zona industri Xin Yu Ting, Luodong. Eka tinggal sendirian di rumah lama milik majikan selama hampir tiga pekan, bekerja di Luodong, sampai kemudian ditemukan meninggal di kamar mandi dalam kondisi bugil.
Berdasarkan hasil forensik Kepolisian Distrik Nanan yang diterima KJRI Guangzhou, diduga Eka meninggal lantaran tersengat arus listrik dari kebocoran pada sistem pemanas air di dalam kamar mandi.
ABDI PURMONO