Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siswa Santo Aloysius Bikin Batik di Kain 7.000 Meter

image-gnews
Sejumlah siswa mengikuti upacara bendera dengan mengenakan kemeja batik di Sekolah Santo Aloysius, Bandung, Jawa Barat, 22 Februari 2016. Sebanyak 2500 siswa/i SD, SMP dan SMU Santo Aloysius melaksanakan Upacara Bendera mengenakan batik untuk memecahkan rekor MURI. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Sejumlah siswa mengikuti upacara bendera dengan mengenakan kemeja batik di Sekolah Santo Aloysius, Bandung, Jawa Barat, 22 Februari 2016. Sebanyak 2500 siswa/i SD, SMP dan SMU Santo Aloysius melaksanakan Upacara Bendera mengenakan batik untuk memecahkan rekor MURI. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak 2.500 orang pelajar dan guru Santo Aloysius dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Kota Bandung membuat baju batik sendiri untuk seragam sekolah.

Karya itu di antaranya membutuhkan kain mori sepanjang 7.000 meter, 5.000 buah canting, 1.000 kilogram lilin batik, dan 100 kilogram pewarna. Museum Rekor Indonesia mencatat ukiran prestasi baru itu sebagai seragam batik sekolah hasil karya siswa terbanyak.

Koordinator guru membatik di sekolah Santo Aloysius, Bandung, Rano Sumarno, mengatakan kain mori mereka datangkan dari Yogyakarta karena di Bandung sangat sedikit. Bahan membatik lainnya pun berasal dari Solo dan Yogyakarta.

“Dari Bandung hanya untuk beli 700 liter minyak tanah dan 250 tabung gas ukuran 3 kilogram,” katanya di sekolah seusai penghargaan rekor MURI, Senin, 22 Februari 2016.

Proses pengerjaan kain batik untuk seragam sekolah itu berlangsung di tiga lokasi sekolah yang tersebar di Kota Bandung. Waktunya dimulai Agustus hingga Desember 2015. “Prosesnya mengikuti pelajaran membatik di sekolah, sepekan sekali, selama 90 menit,” kata Rano.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Siswa sekolah dasar membatik di atas kain berukuran 1,5 meter persegi, siswa SMP membatik di atas kain berukuran 2 meter persegi, dan siswa SMA membatik di atas kain berukuran 2,5 meter persegi. Menurut Rano, bidang kain dibagi dua. Separuh atas bermotif lambang sekolah berupa bunga lili atau bakung putih, sedangkan separuh bawah merupakan kreasi batik tulis siswa.

Guru membatasi corak motif siswa dengan beberapa tema, seperti satwa, alam semesta, motif batik di Jawa, dan luar Jawa. “Kami minta siswa membuat kreasi ulang dari motif yang ada,” ujarnya. Setelah jadi, sekolah menyerahkan kain batik itu ke siswa untuk dijahit menjadi seragam sekolah.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Hening Widiatmoko mengatakan pembelajaran membuat batik di sekolah perlu ditularkan ke sekolah lain. Batik, menurut dia, tidak sekadar produk fashion, tapi mengandung nilai filosofis. Masalahnya, produksi batik di Jawa Barat kini bermasalah. Sebab, regenerasi pembatik jumlahnya sedikit. “Di beberapa daerah, pembatik  cenderung berkurang dan pemakaian baju batik masih dianggap terbatas pada acara resmi,” katanya.



ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

3 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

5 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

17 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

22 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

24 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

28 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

29 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

40 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

40 hari lalu

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.