TEMPO.CO, Surabaya - Kota Surabaya menyatakan diri sudah darurat sampah plastik. Hampir setiap harinya sampah plastik di kota ini mencapai 400 ton. Itu sebabnya Pemerintah Kota Surabaya bertekad untuk terus menggalakkan kampanye diet kantong plastik bagi warganya.
“Kampanye diet plastik sudah kami lakukan sejak jauh hari sebelumnya, dan sekarang kami galakkan lagi,” kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, Chalid Buhari, Jumat 19 Februari 2016.
Menurut Chalid, pihaknya sudah menerapkan beberapa program untuk mengantisipasi sampah plastik. Diantaranya adalah program green and clean. Namun diakui kalau program-program itu sangat tergantung kepada partisipasi warga Surabaya. “Jadi, kami tetap mengimbau kepada warga Surabaya untuk mengurangi sampah plastik, dan kalau belanja bawa kantong sendiri,” katanya.
Selain itu, lanjut Chalid, kampanye diet sampah plastik untuk mendukung dan melaksanakan Surat Edaran (SE) Kementerian Lingkungan Hidup nomor : SE-06/PSLB3-PS/2015, tentang Antisipasi Penerapan Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Pada Usaha Retail Modern. Kebijakan itu sendiri telah diberlakukan mulai 21 Februari 2016. “Saya yakin Warga Surabaya memahami ini,” ujarnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi mengatakan, sebenarnya Pemerintah Kota Surabaya selalu melakukan koordinasi dengan LSM, perguruan tinggi, pelaku retail modern, PD Pasar hingga pedagang di Sentra PKL tentang imbauan diet kantong plastik. Musdiq menegaskan, plastik itu merupakan limbah paling susah dibersihkan. “Bahkan, plastik juga akan menjadi sarang bagi sampah-sampah lainnya,” kata dia.
BLH sangat mengapresiasi rencana memasukkan syarat-syarat pengetatan kantong plastik saat pengusaha retail mengurus perizinan, Menurut dia, masyarakat dan pemilik retail merupakan syarat utama dalam kampanye diet kantong plastik ini.
MOHAMMAD SYARRAFAH