Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Biasa, Riau Alami Musim Hujan dan Kering Bareng  

image-gnews
Sejumlah warga memadati lokasi jalan masuk ke desa yang terendam banjir luapan Sungai Kampar di Desa Buluhcina, Kabupaten Kampar, Riau, 12 Februari 2016. Banjir tersebut merendam puluhan ribu rumah warga di tiga kabupaten di Riau. ANTARA FOTO
Sejumlah warga memadati lokasi jalan masuk ke desa yang terendam banjir luapan Sungai Kampar di Desa Buluhcina, Kabupaten Kampar, Riau, 12 Februari 2016. Banjir tersebut merendam puluhan ribu rumah warga di tiga kabupaten di Riau. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Pekanbaru - Dimulai dua pekan lalu, kebakaran hutan dan lahan kian marak terjadi di pesisir Riau, seperti di Bengkalis, Rokan Hilir, dan Dumai, dalam sepekan belakangan. Kondisinya berbalikan dengan di wilayah di sebelah barat di mana hujan dan banjir justru masih mencengkeram.

Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Sugarin, mengakui dua musim yang membagi wilayah Riau di awal 2016 ini berbeda dari biasanya. Dia menuturkan, bagian pesisir timur sangat minim curah hujan yang berpotensi kebakaran hutan dan lahan.

Sedangkan di wilayah barat justru mengalami curah hujan dalam intensitas sedang hingga lebat. "Curah hujan yang minim di pesisir Riau perlu diwaspadai untuk kasus kebakaran hutan," ujarnya, Jumat, 19 Februari 2016.

Terlebih, kata Sugarin, tiupan angin bergerak dari timur laut ke barat daya. Jika terjadi kebakaran hutan dan lahan cukup masif di pesisir timur dikhawatirkan membawa kabut asap hingga Pekanbaru. "Sedangkan musim kemarau panjang bakal terjadi akhir Mei mendatang," katanya.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger, beberapa titik api terpantau di kawasan lahan kosong tidak jauh dari Bandara Pinang Kampai, Dumai. "Lahan terbakar sekitar tiga hektare," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari pantauan udara, Edwar menduga, kebakaran disengaja oleh masyarakat untuk pembersihan lahan untuk membuka kebun. Kepolisian setempat, kata dia lagi, telah bergerak untuk proses hukum dari munculnya titik-titik api itu.

"Sementara tokoh masyarakat setempat tengah diperiksa untuk keterangan lebih lanjut, sebab tidak ada satu pun warga yang mengaku telah bakar lahan itu," ujarnya.

RIYAN NOFITRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

50 menit lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

2 jam lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.


BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

5 jam lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

BMKG juga memasukkan sejumlah wilayah dalam kategori waspada dampak hujan lebat seperti banjir.


BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

7 jam lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

7 jam lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

7 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) memantau monitor prakiraan cuaca wilayah Jakarta dan sekitarnya di gedung BMKG, Jakarta. TEMPO/Subekti
BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.


Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

13 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. Farmersalmanac.com
Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

Dua dari tiga orang yang sedang berteduh dari hujan di sebuah saung warung di Sukabumi tewas karena sambaran petir pada Ahad 21 April 2024.


Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

15 jam lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

21 jam lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

23 jam lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Banda.