TEMPO.CO, Pekanbaru - Dimulai dua pekan lalu, kebakaran hutan dan lahan kian marak terjadi di pesisir Riau, seperti di Bengkalis, Rokan Hilir, dan Dumai, dalam sepekan belakangan. Kondisinya berbalikan dengan di wilayah di sebelah barat di mana hujan dan banjir justru masih mencengkeram.
Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Sugarin, mengakui dua musim yang membagi wilayah Riau di awal 2016 ini berbeda dari biasanya. Dia menuturkan, bagian pesisir timur sangat minim curah hujan yang berpotensi kebakaran hutan dan lahan.
Sedangkan di wilayah barat justru mengalami curah hujan dalam intensitas sedang hingga lebat. "Curah hujan yang minim di pesisir Riau perlu diwaspadai untuk kasus kebakaran hutan," ujarnya, Jumat, 19 Februari 2016.
Terlebih, kata Sugarin, tiupan angin bergerak dari timur laut ke barat daya. Jika terjadi kebakaran hutan dan lahan cukup masif di pesisir timur dikhawatirkan membawa kabut asap hingga Pekanbaru. "Sedangkan musim kemarau panjang bakal terjadi akhir Mei mendatang," katanya.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger, beberapa titik api terpantau di kawasan lahan kosong tidak jauh dari Bandara Pinang Kampai, Dumai. "Lahan terbakar sekitar tiga hektare," katanya.
Dari pantauan udara, Edwar menduga, kebakaran disengaja oleh masyarakat untuk pembersihan lahan untuk membuka kebun. Kepolisian setempat, kata dia lagi, telah bergerak untuk proses hukum dari munculnya titik-titik api itu.
"Sementara tokoh masyarakat setempat tengah diperiksa untuk keterangan lebih lanjut, sebab tidak ada satu pun warga yang mengaku telah bakar lahan itu," ujarnya.
RIYAN NOFITRA