TEMPO.CO, Yogyakarta - Butuh waktu lumayan lama bagi Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta menghubungkan antara penculikan dokter Rica Tri Handayani dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Ternyata otak perekrut dokter cantik asal Lampung itu adalah pengurus Gafatar.
Polisi membutuhkan bukti-bukti konkret untuk menghubungkan hilangnya dokter dan yang lainnya dengan Gafatar. Otak perekrut itu adalah Sigit, atasan dua tersangka lain yaitu Eko Purnomo dan Veni Orinanda.
"Kami tetapkan satu lagi tersangka, atasan dua tersangka lainnya," kata Brigadir Jenderal Erwin Triwanto, Kepala Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, 17 Februari 2016.
Dalam susunan pengurus Gafatar (kini sudah membubarkan diri) Sigit menjabat posisi strategis, yaitu "setingkat" wakil bupati membawahi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kaitan kedua tersangka, Eko dan Veni dengan Sigit terungkap lewat komunikasi melalui pesan singkat telepon seluler antar mereka soal penculikan dokter Rica. Selain menjabat sekelas wakil bupati, tersangka baru ini juga menjadi pengurus Gafatar Jawa Tengah dan Pusat. "Sudah kami tahan," kata dia.
Menurut Ajun Komisaris Besar Djuhandani Rahadjopuro, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, tersangka inilah yang mengendalikan pelarian dan eksodus dokter Rica. Dari sinilah polisi mempunyai bukti kuat hubungan orang hilang dengan gerakan organisasi yang sudah dicap sesat oleh Majelis Ulama Indonesia itu. "Pelarian dia sampai ke Jawa Tengah, kami tangkap di daerah Sagan Yogyakarta," kata.
Penangkapan yang dilakukan dua minggu lalu itu, polisi semakin getol menyelidiki kasus hilangnya banyak warga Yogyakarta berhubungan dengan Gafatar. Apalagi jika diteliti dari rencana jangka panjang organisasi itu mengurus ke gerakan makar. Meskipun orang-orang eks Gafatar tidak mengakui adanya indikasi itu, namun polisi mengantungi bukti-bukti rencana makar.
"Nantinya akan menguak perbuatan pidana yang dilakukan Gafatar. Meskipun mereka tidak mengaku Gafatar tapi sebetulnya adalah Gafatar," kata dia.
MUH SYAIFULLAH