TEMPO.CO, Sidoarjo - Banjir yang bertahan berhari-hari di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, tidak hanya menyebabkan perjalanan di jalan raya dan rel kereta lumpuh. Seorang bocah sekolah dasar juga ditemukan tewas mengapung di banjir itu setelah dua hari lalu dinyatakan hilang.
M. Riki, 12 tahun, siswa kelas VI SDN 01 Gedang, Kecamatan Porong, ditemukan tewas mengapung di samping rel kereta yang berada di sebelah timur jalan tol buntung yang masuk wilayah Kelurahan Siring, Kecamatan Porong, Selasa, 16 Februari 2016.
Dia dinyatakan hilang diduga setelah menjadi buruh dorong mobil yang terjebak banjir bersama teman-temannya. "Saat dievakuasi, kami tidak menemukan ada tanda-tanda bekas kekerasan maupun penganiayaan," kata Kepala Kepolisian Sektor Sorong Komisaris Hery Mulyanto saat dihubungi, Selasa, 16 Februari 2016.
Jenazah anak pertama pasangan Dadang Suparman dan Mimi Herawati, warga Kelurahan Gedang, Kecamatan Porong, itu ditemukan seorang petugas Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) yang tengah memperbaiki rel yang terendam banjir. Hery menyatakan orang tua korban sebelumnya sempat melaporkan kehilangan anaknya itu.
Adapun, dari informasi yang dihimpun Tempo, pada Minggu, 14 Februari 2016, korban bersama tiga rekannya berjalan kaki menuju area lokasi banjir di kawasan jalan tol buntung. Tanpa sepengetahuan orang tua mereka, diduga korban bersama tiga temannya menjadi buruh dorong mobil yang mogok terjebak banjir.
Dari situ korban diketahui tidak pulang sehingga orang tua kelabakan mencari. Saat ponsel korban dihubungi, ada nada sambung tapi tidak ada yang menjawab.
Banjir di Jalan Raya Porong terjadi sejak Kamis, 11 Februari 2016. Pada hari pertama banjir, ketinggian air mencapai 60-100 sentimeter. Saat ini ketinggian banjir mulai turun. Meski demikian, jalan dan jalur kereta yang berada di sebelah barat tanggul kolam lumpur Lapindo itu belum bisa dilewati.
NUR HADI