TEMPO.CO, Surabaya - Provinsi Jawa Timur mencatat kenaikan nilai transaksi ekspor Januari sebesar 5,35 persen dari US$ 1,24 miliar di Desember 2015 menjadi US$ 1,31 miliar. "Nilai ekspor naik karena peningkatan permintaan dari luar negeri," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Teguh Pramono kepada wartawan di kantornya, Senin, 15 Februari 2016.
Menurut Teguh, kenaikan ekspor masih didominasi sektor nonmigas sebesar 97,58 persen dari total nilai ekspor. "Ekspor terbesar berasal dari kelompok perhiasan/permata sebesar US$ 256,24 juta," ujar Teguh.
Setelah itu, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 98,33 juta; kayu dan barang dari kayu sebesar US$ 84,09 juta; ikan dan udang US$ 69,09 juta; dan bahan kimia organik sebesar US$ 66,38 juta. "Untuk kelompok kayu dan barang dari kayu, komoditi utamanya seperti lantai papan senilai US$ 28,70 juta," kata Teguh.
Teguh menambahkan, negara tujuan ekspor khusus produk nonmigas terbesar adalah Jepang dengan nilai mencapai US$ 215,36 juta. Setelah itu diikuti Amerika Serikat sebesar US$ 146,63 juta dan Cina dengan nilai ekspor US$ 97,08 juta.
Tujuan ekspor Jawa Timur untuk komoditi nonmigas di negara ASEAN adalah Singapura sebesar US$ 80,40 juta, disusul Malaysia US$ 74,02 juta, dan Thailand senilai US$ 25,23 juta. Sementara itu, dari negara Uni Eropa, Belanda menjadi pintu gerbang dengan nilai ekspor sebesar US$ 34,57 juta.
Sedangkan impor Jawa Timur pada Januari 2016 didominasi bahan baku penolong untuk industri sebesar 75,46 persen, diikuti barang konsumsi 15,39 persen, dan barang modal 9,15 persen. "Padahal Jawa Timur sedang berusaha memanfaatkan bahan baku lokal untuk industri," ujarnya.
Selama Januari 2016, impor nonmigas Jawa Timur didominasi mesin-mesin atau peralatan mekanik sebesar US$ 153,25 juta, diikuti gandum-ganduman US$ 123,42 juta, serta besi dan baja US$ 120,87 juta. Selanjutnya, plastik dan barang dari plastik sebesar US$ 85,85 juta serta bungkil industri makanan sebesar US$ 54,66 juta.
Berdasarkan negara asal impor barang, Cina menjadi negara pemasok barang impor nonmigas Jawa Timur terbesar dengan nilai US$ 372,40 juta, diikuti Thailand US$ 95,48 juta, Amerika Serikat US$ 73,17 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 42,27 persen.
ARTIKA RACHMI CARITA