TEMPO.CO, Solok Selatan - Ratusan korban banjir di Sumatera Barat, masih bertahan di sejumlah pengungsian. Sebab, rumah mereka masih dipenuhi lumpur.
"Masih ada korban banjir Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman yang masih mengungsi," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat, R Pagar Negara, Jumat 12 Februari 2015.
Sebab, kata Pagar, rumah mereka masih digenangi lumpur. Sehingga belum bisa ditempati.
Plt Kepala BPBD Sumatera Barat Zulfiatno mengatakan, ada sekitar 300 warga Kecamatan Mapat Tunggul Selatan, yang masih mengungsi di tenda-tenda. Begitu juga dengan 200 warga Kecamatan Panti, yang masih berada di tenda-tenda pengungsian.
"Mereka belum bisa kembali ke rumah, karena masiha ada sisa banjir dan genangan lumpur," ujarnya.
Kata Zulfianto, BPBD menyediakan posko bencana untuk korban banjir. Termasuk membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan korban.
Koordinator Posko Bencana Banjir Kabupaten Solok Selatan, Rusdi Harman mengatakan, masih ada sekitar 300 warga yang masih mengungsi. Mereka berada di Kecamatan Sungai Pagu dan Pauh Duo.
"Hingga saat ini belum semua rumah yang bisa kita bersihkan dari genangan lumpurnya. Tinggi lumpurnya mencapai satu meter," ujarnya Jumat 12 Februari 2016.
Salah seorang warga Pasar Muara Labuah Kecamatan Sungai Pagu, Erinofrita mengaku masih mengungsi setelah banjir setinggi 1 meter merendam rumahnya, Senin, 9 Februari 2016. Sebab, lumpur masih memenuhi rumah yang berukuran 6 x 9 meter itu.
"Masih porak-poranda akibat banjir. Rumah masih melumpur," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Jumat 12 Februari 2016.
Ia mengatakan, masih mengungsi di lantai dua rumah tetangganya, yang terleta sekitar 50 meter dari rumahnya. Ia berharap bisa segera kembali ke rumahnya itu.
ANDRI EL FARUQI