TEMPO.CO, Surabaya - PT Lapindo Brantas Inc mengaku siap mendukung kerja Tim Kajian Kelayakan Teknis dan Sosial untuk rencana pengeboran sumur gas baru miliknya di Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur. Tim yang ditunjuk langsung oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo, terdiri dari 40 orang peneliti asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, itu sebelumnya menyatakan siap bekerja pada bulan Februari 2016 ini.
“Kami komitmen membantu tim dari ITS. Kalau kemudian mereka membutuhkan data terbaru dari kami, tentunya akan kami berikan,” kata Vice President Operations Lapindo Brantas Inc, Harsa Harjana, saat jumpa pers di Surabaya, Jumat 12 Februari 2016.
Harsa mengungkapkan, Lapindo memiliki data terbaru dari sumur-sumur yang diproduksi. Termasuk kondisi bawah permukaan tanah (sub surface), ketahanan casing (pipa baja pengeboran), sampai data-data tekanan pengeboran. Semua data itu disebutkannya siap dibagikan kepada tim kajian dari ITS .
Pihaknya balik berharap, tim tersebut bisa memberikan masukan dan hasil kajian yang positif. Lapindo, kata Harsa, optimistis pengeboran sumur baru tetap terlaksana. Alasannya, tim geolog internal perusahaan telah menganalisis rencana itu dengan maksimal.
“Intinya kami berharap, hasil kajian ITS itu mengizinkan kami tetap melakukan pengeboran. Namun seandainya mereka ingin melakukan pengawasan, ya silakan,” kata dia.
Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim ITS, Amien Widodo, menyoroti kondisi lokasi pengeboran yang letaknya hanya 2,5 kilometer di sebelah utara pusat semburan gas dan lumpur Porong.
Berdasarkan penelitiannya pada 2008, terjadi penurunan tanah yang menyebabkan tanah retak, keluar gas, dan rumah penduduk rusak. "Tanah yang terdampak oleh peristiwa itu, berjarak sekitar 500 meter dari pusat semburan," ujar dia yang memimpin tim pengkaji.
Dua tahun kemudian, Amien dan timnya kembali memeriksa kondisi di lokasi yang sama. Giliran tanggul bagian tengah amblas sehingga menutup pusat semburan dan arah semburan semakin melebar. Tanah yang terdampak bertambah luas, menjadi dua kilometer dari pusat semburan.
Lapindo Brantas Inc berencana mengebor hingga tiga sumur baru di Tanggulangin. Ini karena produksi gas dari sumur yang berproduksi saat ini sudah menurun, selain juga masa kontrak perusahaan di blok itu yang akan berakhir 2017.
Sumur baru dianggap aman sekalipun dekat kolam lumpur raksasa yang ada saat ini. Mereka menepis kekhawatiran dan juga trauma warga dengan alasan, diantaranya, sumur yang berproduksi saat ini pun tidak terganggu oleh semburan lumpur yang muncul sembilan tahun lalu di sekitar sumur gagal Banjar Panji 1.
ARTIKA RACHMI FARMITA