TEMPO.CO, Bandung- Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar mengatakan aparat keamanan harus mengusut tuntas kasus pembakaran patung Arjuna di ujung Situ Wanayasa, jalan raya Wanayasa-Purwakarta, Jawa Barat. "Bagaimanapun, ini harus diusut. Harus dicari siapa yang bertanggung jawab," ujar Dedi di Bandung, Jumat, 12 Februari 2016.
Menurutnya, dengan alasan apapun, perusakan patung yang merupakan aset negara tidak dibenarkan. Kejadian tersebut, kata dia, harus dijadikan peringatan kepada aparat agar lebih meningkatkan keamanan. "Ini sebuah pesan atau peringatan untuk aparat hukum untuk meningkatkan keamanan. Kalau ini dibiarkan, berapa patung yang akan dirusak," kata Dedi.
Pengrusakan patung tersebut diduga dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak suka dengan kebijakan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang banyak menonjolkan simbol-simbol budaya Sunda di tanah Purwakarta. Meski demikian Dedi Mizwar tetap tidak setuju apabila aset negara dengan seenaknya dirusak dan dibakar.
"Di luar pro dan kontra, tapi kalau itu dirusak, itu aset pemerintah, jadi ini kriminal. Tidak mesti dirusak kalau tidak setuju kan?" ujar dia. "Kan ada saluran demokrasi, ada DPRD dan segala macam. Kalau dirusak itu udah kriminal."
Patung Arjuna di ujung Situ Wanayasa, di jalan raya Wanayasa-Purwakarta, Jawa Barat, dirusak dengan cara dibakar, Kamis dinihari, 11 Februari 2016. Patung setinggi tujuh meter berbahan fiber itu menggambarkan Arjuna yang sedang membetot anak panah dan mengarahkannya ke angkasa.
Aksi pembakaran diduga dilakukan subuh dinihari, sekitar pukul 04.00 WIB, ketika jalanan sedang sepi. "Anak buah saya baru mengetahuinya sekitar pukul 05.00," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat dihubungi Tempo.
Dedi Mulyadi menyayangkan masih ada orang yang tidak menghargai produk budaya wayang golek yang sudah melegenda itu. "Wayang golek itu kan produk kebudayaan nasional. Bahkan, saat Wali Songo memperkenalkan Islam di tanah Jawa, wayang golek dijadikan sebagai media dakwah."
Terhadap aksi pembakaran patung Arjuna senilai Rp 200 juta sumbangan dari pengusaha tersebut, Dedi meminta agar pihak kepolisian menyelidikinya hingga teka-teki siapa yang menjadi pelakunya, terbongkar. "Harus dibongkar siapa pelakunya," kata Dedi.
IQBAL T. LAZUARDI S| NANANG SUTISNA