TEMPO.CO, Mojokerto - Banjir yang melanda 11 desa di empat kecamatan Kabupaten Mojokerto tak hanya merendam permukiman warga dan lahan persawahan, namun juga sekolah-sekolah. Dua sekolah, yakni Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Mojoanyar dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Mojoanyar pun meliburkan kegiatan belajar mengajar karena terendam banjir.
Guru SMP Negeri 2 Mojoanyar Bambang Risdianto mengatakan banjir tak hanya merendam halaman sekolah tapi juga ruang kelas. Akibatnya, kegiatan belajar untuk 770 siswa kelas VII, VIII, dan IX diliburkan. "Siswa diliburkan karena ruang kelas tidak bisa dipakai, terendam sampai setinggi lutut," katanya, Jumat, 12 Februari 2016.
Ruangan paling parah terendam antara lain kelas VIII dan dua ruang kelas IX. Menurut Bambang, sejak dirinya mengajar 2006, baru kali ini banjir melanda. SMP ini hanya sekitar 100 meter dari Sungai Sadar yang meluap sejak Kamis malam, 11 Februari 2016.
Bambang berharap ada normalisasi sungai yang mulai dangkal. "Kami juga berharap ruang kelas ditinggikan satu meter," ujar guru olahraga ini.
Salah satu siswa kelas X SMK Negeri 1 Mojoanyar Luki Aditia mengatakan niatnya ke sekolah terpaksa batal di tengah jalan. "Jalan menuju sekolah banjir selutut dan seluruh siswa diimbau kembali pulang dan diliburkan," katanya.
Tak hanya merendam jalan menuju sekolah, banjir juga merendam seluruh ruang kelas. Sebanyak 1.080 siswa kelas X, XI, dan XII terpaksa tak bisa mengikuti kegiatan belajar. "Sejak saya sekolah disini, baru kali ini kebanjiran," kata Luki.
ISHOMUDDIN