TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) mengklaim berhasil menanam lebih dari 300 ribu batang mangrove dari donor Obligasi Retail Indonesia seri 010 (ORI 010). Pada periode 2013-2015, Yayasan Kehati mendapatkan dana hibah sekitar Rp 1,05 miliar untuk program "Mangrove untuk Bumi Indonesia".
"Ini dana hibah awal yang sangat bermanfaat," kata Direktur Eksekutif Yayasan Kehati M.S. Sembiring di Double Trees by Hilton Hotel Jakarta, Kamis, 11 Februari 2016.
Yayasan Kehati tidak mendatangi masyarakat pesisir dengan memberikan bantuan. Menurut Sembiring, Kehati memfasilitasi agen ORI 010 berdiskusi dengan warga tentang hal-hal yang dibutuhkan. "Kami tidak pernah datang beri bantuan, tapi ada diskusi apa yang mereka butuhkan. Banyak yang dilibatkan," katanya.
Awalnya, target penanaman 200 ribu pohon sebagai kesepakatan antara Yayasan Kehati dan pemegang ORI 010 melalui Kementerian Keuangan. Namun Kehati melampaui target dengan menanam 300 ribu batang mangrove. "Ini lebih dari yang kami targetkan. Ini melindungi kawasan pesisir dari abrasi," kata Sembiring.
Ia mengatakan program ini memiliki manfaat sosial dengan terbentuknya Jejaring Nasional Desa Adaptasi Perubahan Iklim. Jejaring ini didukung pemerintah daerah dari kabupaten sampai desa.
Salah satunya, menurut Sembiring, berdampak besar di sektor ekowisata, yang melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah, termasuk merevitalisasi tambak desa dengan sistem silvo fishery. "Kami juga kerja sama antardesa dengan melibatkan 120 pelajar," katanya.
Beberapa wilayah yang mendapat dukungan ORI-010 ialah di Bireaun (Aceh), Brebes (Jawa Tengah), Indramayu (Jawa Barat), dan Delta Mahakam (Kalimantan). Di beberapa wilayah tersebut, Kehati melibatkan kelompok nelayan. "Kehati ingin mengajak semua menggalang resources melestarikan alam," katanya.
ARKHELAUS W