TEMPO.CO, Malang - Proses evakuasi bangkai pesawat Super Tucano di Jalan L.A. Sucipto Gang 12, Kelurahan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, tuntas. Seluruh badan pesawat diangkut menuju Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang. Badan pesawat, terutama mesin, diangkut pada Kamis dinihari, 11 Februari 2016.
”Pukul 10.00, seluruh proses evakuasi dinyatakan selesai,” kata Marsekal Pertama Djoko Senoputro seusai pemakaman juru mesin udara Sersan Mayor Syaiful Arief Rakhman di Taman Makam Pahlawan Untung Suropati Malang, Kamis, 11 Februari 2016. Djoko menjelaskan, badan pesawat diangkut menggunakan truk menuju Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh untuk proses penyelidikan penyebab kecelakaan.
Seluruh petugas TNI Angkatan Udara saat ini telah meninggalkan lokasi pesawat jatuh. Tinggal alat berat berupa ekskavator yang digunakan untuk menggali dan mengangkat badan pesawat, mengingat posisi badan pesawat masuk ke tanah sedalam lima meter.
Djoko menuturkan evakuasi badan pesawat tak menemui kendala berkat kerja sama tim. Mengangkat badan pesawat dilakukan bersama-sama dan terus-menerus. ”Termasuk mengangkat jenazah juru mesin yang berada di dalam kokpit,” ujarnya.
Pesawat Super Tucano jatuh di perkampungan padat di Blimbing, Rabu, 10 Februari 2019. Hal ini mengakibatkan empat orang tewas, yang terdiri atas dua warga sipil, pilot, dan juru mesin udara. Pesawat Super Tucano dibeli dari Brasil 4 tahun lalu untuk memperkuat eskadron 21 Landasan Udara Abdulrachman Saleh Malang.
Total pesawat jenis ini sebanyak 12 unit dari 16 pesawat yang dibeli seharga Rp 1,3 triliun. Salah satunya jatuh di Malang. Pesawat Super Tucano menggantikan pesawat OV 10 Bronco buatan Amerika 1976.
EKO WIDIANTO