TEMPO.CO, Kediri - Hujan deras yang memicu kenaikan debit air Sungai Brantas mulai memakan korban. Seorang pencari pasir tradisional dilaporkan hilang terseret arus sungai yang deras di wilayah Kediri, Jawa Timur, Selasa siang, 9 Februari 2016.
Nasib nahas menimpa Kasman, 50 tahun, pencari pasir tradisional yang tengah mencari pasir di Sungai Brantas, tepatnya di wilayah Kelurahan Semampir, Kota Kediri. Bersama delapan rekannya, dia mencari pasir dengan cara manual, yakni menggunakan rinjing (wadah anyaman bambu). Mereka menahan napas lalu menyelam ke dasar sungai untuk mengeruk pasir dan mengangkatnya ke tepian.
“Namun mereka mengabaikan kedalaman sungai yang telah meningkat sejak diguyur hujan beberapa hari terakhir,” kata Adi Sutrisno, Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri di lokasi kejadian, Selasa, 9 Februari 2016.
Menurut pantauan BPBD setempat, kedalaman Sungai Brantas yang biasanya 2 meter kini meningkat menjadi 2,7 meter. Lebar sungai yang mencapai lebih dari 60 meter membuat arusnya sangat kuat. Kuatnya arus itu diduga membuat Kasman tak muncul lagi setelah menyelam.
Laporan masuk ke BPBD setelah upaya pencarian oleh rekan-rekannya tak berhasil. BPBD lalu menerjunkan satu unit perahu karet. Itu pun terhalang oleh derasnya arus sungai. Dipimpin Wakil Kepala Sub Detasemen Brimob Kompi C Polda Jawa Timur Kediri Inspektur Satu Agus Riyanto, pencarian pun dilakukan dengan menyisir bantaran sungai.
Debit air Sungai Bengawan Solo juga bertambah. Sungai bahkan sampai meluap di wilayah Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur. Akibatnya, sebanyak puluhan desa di 11 kecamatan di Bojonegoro dan 4 kecamatan di Tuban terendam.
Data dari BPBD Bojonegoro menyebutkan, pada Selasa pagi, ada 21 desa di delapan kecamatan yang terendam banjir. Namun, pada Selasa sore, jumlah desa yang terendam banjir meningkat menjadi 38 di 11 kecamatan yang dilintasi Sungai Bengawan Solo. Ada 697 Kepala Keluarga atau lebih dari 1.800 jiwa yang rumahnya terendam banjir.
Selain itu, banjir merendam sawah seluas 1.042 hektare, berikut 226 hektare palawija, juga merendam jalan desa sepanjang 7.640 meter dan jalan lingkungan sepanjang 12.310 meter.
HARI TRI WASONO | SUJATMIKO