TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum memutuskan perubahan sikap Partai Golkar menjadi pendukung pemerintah, Aburizal Bakrie mengaku menemui dan mendiskusikan hal tersebut dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Dia bilang oke," kata Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie dalam wawancara khusus dengan Majalah Tempo, Sabtu dua pekan lalu di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Selain dengan Prabowo, Ical--panggilan Aburizal--mengaku membicarakan niatnya menjadi pendukung pemerintah dengan sejumlah petinggi Partai Golkar lainnya.
Selain soal sikap Prabowo yang mempersilahkan Golkar mendukung pemerintah, Ical juga menceritakan ihwal kedekatan hubungan keduanya. Berikut ini petikan wawancaranya seperti yang dimuat di Majalah Tempo edisi pekan ini. (Baca juga: Ical Blak-blakan: Tidak Ada Kata Bergabung dengan Pemerintah)
Sebelum mengambil keputusan itu, siapa saja yang Anda temui?
Tentu saya bicarakan di dalam dengan teman-teman pimpinan Golkar, mereka setuju. Saya bicarakan juga dengan Pak Prabowo, sahabat saya. "Wo, ini begini-begini, menurut lu gimana?" Dia bilang oke.
Apa persisnya yang dikatakan Prabowo?
Kata Pak Prabowo, "Kita harus mendukung pemerintah dalam keadaan sesulit ini." Itu pertengahan Desember 2015. Lalu, pada akhir Desember, saya mulai mengemukakan Partai Golkar bersama dengan pemerintah.
Tidak sekalian mengajak Pak Prabowo mendukung pemerintah?
Saya katakan, "Terserah lu mau gimana." Prabowo bilang, "Asal tidak akan ada dalam pemerintah." Saya bilang tidak harus dalam pemerintah. Jadi Koalisi Merah Putih tidak bubar. KMP adalah satu perkumpulan yang memperjuangkan Pancasila sebagai dasar negara dan mempertahankannya.
Anda bertemu dengan Prabowo sebelum rapimnas?
Ketemu. Sebelum dan sesudah rapimnas. Saya kalau sama Prabowo itu sudah kenal lama, dari beliau pangkatnya letnan sampai letnan jenderal. Saya juga kenal keluarganya. Kami selalu bertukar pandangan. Beliau sering makan di rumah saya karena beliau lebih muda.
Bertemu di mana?
Yang paling sering di kantor saya karena Prabowo merasa nyaman di situ. Tapi yang terakhir, sewaktu saya bilang mau rapimnas, saya ke Hambalang.
Tentang sikap Gokar ini, adakah pengaruh dari fenomena pendukung KMP yang berbalik mendukung pemerintah?
Tidak ada. KMP tidak copot satu per satu. Tidak ada yang keluar. PAN tidak mengatakan keluar, Golkar tidak keluar. Tetap ada. Sebab, kalau kita lihat di dalam persetujuan pembentukan KMP, tidak ada sama sekali berbicara Prabowo-Hatta atau mendukung atau oposisi pemerintah. Yang pertama bicara Pancasila, kedua Bhinneka Tunggal Ika.
Apakah partai-partai yang bergabung dengan KMP masih rutin menggelar pertemuan?
Masih rutin. Tergantung isu. Kadang-kadang dua minggu sekali, sebulan sekali. Biasa saja.
TITO SIANIPAR