TEMPO.CO, Surabaya - Obat baru demam berdarah diklaim dapat menyembuhkan pasien tanpa perlu menjalani rawat inap di rumah sakit. PT Neumedix Indonesia, yang akan memproduksi obat tersebut, menghitung pengobatan demam berdarah yang murah bila obat itu benar-benar memperoleh izin edar.
“Biayanya bisa sepersepuluh biaya berobat ke rumah sakit. Kalau kena demam berdarah, rawat inap selama seminggu bisa habis Rp 1,5-Rp 2 juta,” ujar Direktur PT Neumedix Indonesia Placidus Sudibyo saat dihubungi Tempo, Sabtu, 6 Februari 2016.
Sudibyo menjelaskan, obat yang berasal dari tanaman Melaleuca alternifolia asal Australia itu berkhasiat membunuh virus demam berdarah, sekaligus memperkuat daya tahan tubuh. Pasien dapat sembuh setelah meminum 10-12 kapsul dengan dosis 300 miligram.
“Dalam tiga hari sembuh, jadi tidak perlu ke rumah sakit. Asal sudah ketahuan panas, langsung minum 2 kapsul, bisa sehat,” ujar Sudibyo.
Sementara bagi keluarga pasien, obat itu dapat dikonsumsi guna mencegahnya penularan virus. Caranya ialah memberikan obat tersebut dengan dosis yang lebih rendah.
“Sebab, obat tersebut bisa mencegah pasien mengalami pecahnya sel darah merah serta meningkatkan sel T helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) untuk imunitas tubuh,” tutur Sudibyo.
Untuk itu, mantan Direktur Utama PT Indo Farma itu mendesak agar pemerintah segera memberikan percepatan izin edar atau produksi. Menurut Sudibyo, Badan Pengawas Obat dan Makanan harus memberikan jalur cepat bagi izin obat-obat yang sangat dibutuhkan masyarakat, termasuk obat demam berdarah ini. Sebab, penyakit demam berdarah telah memasuki kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).
BPOM dapat mengeluarkan izin produksi terlebih dahulu dengan pengawasan dokter spesialis supaya penggunaannya diawasi dengan ketat. “Jangan sampai masyarakat tidak memperoleh manfaatnya hanya karena ruwetnya birokrasi,”
Obat Melaleuca Alternifolia Concentrate atau MAC adalah nama paten bahan aktif antiviral dengue dengan tambahan immune system support. Di Australia, produk itu telah diedarkan dengan merek dagang 98alive.
Obat baru demam berdarah tersebut sejatinya merupakan hasil proyek penelitian yang dikerjakan bersama berbagai pihak. Di antaranya Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan dengan Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, dan Center for Botanical Medicine, Griffith University Australia. Termasuk dua rumah sakit besar, yakni Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya.
Kini, PT Neumedix Indonesia tengah mengajukan izin produksi atau edarnya. Sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia, pihaknya akan mengganti merek dagang MAC dengan nama AviMAC. Obat itu akan diimpor dalam bentuk bahan baku kapsul dari Australia.
ARTIKA RACHMI FARMITA