TEMPO.CO, Bangka - Dua orang jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) cabang Bangka dikabarkan memilih bertobat setelah adanya ultimatum dari Bupati Bangka Tarmizi H. Saat yang meminta warga Ahmadiyah meninggalkan wilayahnya paling lambat 5 Februari 2016 besok. Identitas keduanya yang dikabarkan suami-istri saat ini masih dirahasiakan.
"Kami mendapat kabar malam tadi ada dua jemaat Ahmadiyah di Tanjung Ratu mau bertobat. Ini kabar baik ada yang mau kembali ke aqidah Islam. Jadi dari lima jemaat Ahmadiyah di Tanjung Ratu, masih tiga yang belum bertobat atau membuat keputusan pindah atau tidak," kata Sekretaris Daerah Bangka, Fery Insani, kepada wartawan, Kamis, 5 Februari 2016.
Fery mengatakan kedua jemaat Ahmadiyah meski bertobat mengajukan satu permintaan kepada pemerintah daerah yakni agar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. "Kami siap memfasilitasi dan menjamin masyarakat akan menerima mereka dengan baik. Kami juga minta mereka membaur dengan masyarakat dan bisa melakukan salat berjamaah di masjid," ujar dia.
Untuk pembinaan, kata Fery, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Agama di Kabupaten Bangka untuk membimbing dan membina mereka kembali ke syariat Islam. "Kami mengharapkan yang lain mengikuti juga untuk bertobat. Kami pemerintah daerah hanya melihat dari sisi ketentraman dan ketertiban saja karena kehadiran mereka telah mengusir masyarakat lain," ujar dia.
Menurut Fery, jemaat Ahmadiyah yang belum bersedia bertobat diminta untuk pindah secara sukarela dan baik-baik. Pemerintah Kabupaten Bangka siap memfasilitasi semua keperluan jemaat Ahmadiyah untuk kembali ke daerah asal. "Semua biaya dan personil kami siapkan. Apalagi mereka penduduk tidak jelas karena sampai saat ini kartu tanda penduduk tidak pernah dikeluarkan oleh Pemkab Bangka," ujar dia.
Terkait dengan rencana berkumpulnya umat muslim di masjid Al-Ittihad Bangka besok, Fery meminta masyarakat dari luar Kabupaten Bangka tidak hadir karena khawatir memicu konflik dan tindakan anarkistis. "Kami tidak mempersoalkan tablighnya. Tapi jangan memprovokasi massa karena tanggal 6 Februari, jemaat Ahmadiyah sudah harus keluar dari sini. Kita mengharapkan hal negatif tidak terjadi," ujar dia.
SERVIO MARANDA