TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Majelis Ulama Indonesia dan Kementerian Agama mendekati pondok pesantren. Menurut dia, pondok pesantren yang diduga bertindak radikal mesti diberikan ajaran yang menyejukkan.
"Kalau memang terbukti ada ponpes radikal, ya harus didatangi," katanya di kantornya, Rabu, 3 Februari 2016.
Ihwal pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bahwa ada 19 pesantren yang berpaham radikal, Kalla meminta lembaga tersebut memperjelas bentuk radikalisasinya. Di sisi lain, pemerintah terus berupaya mencegah radikalisasi. (Baca juga: Polisi Tuding Penjara sebagai Sumber Terorisme, Alasannya?)
Sebelumnya, Kepala BNPT Saud Usman Nasution menuturkan telah memegang 19 nama pesantren berpaham radikal yang berkaitan dengan figur teroris. Namun pihaknya belum memastikan tindakan apa yang bisa diberikan kepada pesantren-pesantren itu.
BNPT berencana mempublikasikan nama-nama pesantren itu agar mudah dipantau kegiatannya. Saat ini 19 nama sudah dipegang, tapi bisa bertambah setelah dikonfirmasikan kepada Majelis Ulama Indonesia, Kementerian Agama, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah. Saud menyebutkan tiga dari 19 pesantren itu masing-masing terletak di Solo, Lamongan, dan Jakarta. (Baca juga: ISIS di Indonesia Paling Kuat di Asia Tenggara)
ADITYA BUDIMAN | ISTMAN M.P.