TEMPO.CO, Banda Aceh - Korban banjir bandang di Kabupaten Singkil, Aceh, bertambah. Hal itu dipastikan setelah ditemukannya mayat warga yang sebelumnya dinyatakan hilang, Rospita, 65 tahun, asal Desa Lae Sipola, Kecamatan Singkohor. “Mayatnya sudah ditemukan Tim SAR, terjepit di antara pepohonan yang tumbang,” kata Camat Singkohor Zulhelmi kepada Tempo, Rabu, 3 Februari 2016.
Dengan meninggalnya Rospita, banjir bandang di sana telah menelan tiga orang tewas. Korban jiwa sebelumnya adalah Hamzah Tumorang, 75 tahun, suami Rospita, dan Rosiem, seperti diberitakan kemarin.
Menurut Zulhelmi, mayat Rospita ditemukan pada Selasa kemarin oleh Tim SAR gabungan saat menyisir aliran Sungai Lae Sipola. Lokasi temuan berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya. Rospita hanyut bersama suaminya saat banjir bandang melanda kampungnya pada Ahad dinihari lalu.
Sebelum dipulangkan ke kampungnya untuk dikebumikan, jenazah Rospita sempat dibawa ke Puskesmas Singkohor. Dari data yang dikantongi Zulhelmi, banjir bandang di Kecamatan Singkohor mengakibatkan 25 rumah dan beberapa jembatan antardesa rusak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil Sulaeman mengatakan bahwa pihaknya masih mendata jumlah korban, pengungsi, dan kerugian akibat banjir tersebut. Dari data sementara, 12 jembatan kecil di Desa Lae Sipola dan Desa Mukti Jaya rusak. Sejumlah ruas jalan juga rusak.
Selanjutnya, sekitar seratus hektare lahan pertanian masyarakat juga rusak terimbas banjir. Jumlah pengungsi saat ini diperkirakan sebanyak 180 jiwa. Mereka menempati desa yang aman, Desa Mukti Jaya. "Saat ini kami berusaha membangun jembatan darurat,” ujarnya.
ADI WARSIDI