TEMPO.CO, Jakarta -Mahmud, 38 tahun, seorang pengungsi eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang ditemui di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Selatan menganggap Ahmad Musadeq, pendiri organisasi tersebut sebagai guru spiritual. “Bapak Musadeq itu sudah kami anggap sebagai guru, guru spiritual,” ujar Mahmud kepada Tempo di depan ruang serba guna Asrama Haji, Selasa, 2 Februari 2016.
Menurutnya, setiap orang pasti memiliki guru spiritual. “Saya rasa setiap orang memiliki guru yang dijadikan panutan untuk bisa menyelamatkan.”
Mahmud mempertanyakan alasan dirinya dan teman-temannya sesama eks Gafatar tidak boleh menjadikan Musadeq sebagai panutan. Dia menuturkan, apa yang diajarkan Musadeq tidak mengganggu kedaulatan dan keamananan negara serta tidak mengganggu masyarakat luas. “Apa sih yang dipermasalahkan dari beliau?” kata dia.
Namun Mahmud mengaku tidak pernah mendengarkan langsung orasi Musadeq, apa lagi bertatap muka. Mahmud mengaku tidak tahu ada tidaknya kawan yang pernah bertemu dengan Musadeq. Alasannya Musadeq tak tinggal bersama di Kalimantan.
Mahmud berucap, walau tidak bertemu, para eks Gafatar tetap menganggap Musadeq seorang guru. Ajaran Musadeq, kata dia, tercermin dari visi misi Gafatar tentang kemandirian pangan. “Kami belajar untuk mandiri dan tidak bergantung. Kami belajar bercocok tanam karena Gafatar kan organisasi sosial kemasyaakatan,” kata Mahmud.
Mahmud menambahkan, ajaran Musadeq diajarkan oleh para pemimpin kelompok dan guru-guru spiritual lain dalam kelompok tersebut. “Saya dapat bimbingan dari pimpinan dan belajar dari guru spiritual, ada guru ekonomi, guru hukum, yang semuanya pernah belajar dari Musadeq.”
Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama, Abdul Jamil Wahab, mengatakan ajaran Gafatar tak ubahnya Al Qiyadah Al Islamiyah karena didirikan oleh Ahmad Musadeq. Jamil menuturkan, ajaran agama tak diketahui seluruh pengikut Gafatar. Para pengikut organisasi ini umumnya mengenal Gafatar sebagai organisasi bidang sosial kemasyarakatan. "Hanya pengikut di jajaran pengurus yang mengetahui ajaran tersebut. Mereka dilantik setelah mengucapkan persaksian di hadapan Musadeq," katanya.
Prosesi pelantikan pengurus diawali dengan wejangan Musadeq sebagai representasi roh kudus. Dalam wejangan itu, kata Jamil, Musadeq menyampaikan inti ajaran Millah Abraham yang mengajak setiap penganutnya mengikuti ajaran Ibrahim. Musadeq menyangkal status Muhammad sebagai nabi terakhir dan mengklaim dirinya sebagai Messiah baru.
BAGUS PRASETIYO