TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang ditampung di Youth Center, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tak semuanya apatis menghadapi nasib mereka setelah dipulangkan dari Kalimantan. Salah satu di antaranya justru bersemangat ketika diberi kegiatan sesuai keahlian membuat peralatan penjernih air.
Adalah Sugiyanto, 29 tahun, warga Gamping, Sleman, yang ikut eksodus ke Kalimantan Barat enam bulan lalu menunjukkan keahliannya membuat peralatan penjernih air. Air yang semula kotor, setelah diproses peralatan buatannya bisa langsung diminum tanpa harus dimasak dan sehat.
"Basis saya teknik, jadi mengurusi kelistrikan dan teknologi. Salah satunya saya membuat alat penjernih air," kata dia, Selasa, 2 Februari 2016.
Alat yang digunakan sangat sederhana. Yaitu dengan paralon ukuran 4 dim (desimeter) dan 2 dim di dalamnya. Di dalam paralon itu diisi batu batu alam putih, zeloith dan karbon aktif. Di dalam bak penampungan air, jika airnya sangat keruh diberi batu kapur dan sebelum masuk ke dua paralon penjernihan tersaring kain kasa sebagai filter.
Air yang awalnya keruh, saat keluar dari keran akhir, air sudah jernih. Hanya menunggu selama 20 menit setelah bebatuan baru dimasukkan dalam paralon, air sudah bisa jernih. "Untuk tahap awal, air dibuang dulu karena masih membersihkan bebatuan, setelah itu air jernih terus," kata dia.
Hasilnya, setelah air diukur dengan PH meter, rata-rata PH nya mencapai 6. “Sudah layak minum," kata dia. Untuk membuat alat pembuat air layak minum hanya butuh biaya Rp 1,5 juta.
Ia berkisah, saat berada di Mempawah, Kalimantan Barat, air sangat keruh. Sebab, air di sana adalah air lahan gambut yang warnanya kecokelatan. "Di kamp di Kalimantan kami minum air dari alat seperti ini," kata dia.
Rata-rata, kata dia, untuk membuat alat penyaring air layak minum hanya butuh biaya Rp 1,5 juta.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Sleman, Untoro Budiharjo, pengikut Gafatar yang dipulangkan akan dibina dalam lapangan kerja. "Tidak memberi ikan, tetapi memberi kail untuk lapangan kerja," kata dia.
MUH SYAIFULLAH