TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago, menyatakan bahwa partainya tidak akan mencampuri masalah yang terjadi antara salah satu kadernya di Jakarta, Dita Aditya Ismawati, dan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Masinton Pasaribu.
“Itu kan urusannya urusan pribadi, sebagai asisten pribadinya Masinton. Nggak ada urusan dengan NasDem. Ngapain juga NasDem ikut campur?” ujar anggota Komisi Tenaga Kerja dan Transmigrasi tersebut saat dihubungi pada Senin, 1 Februari 2016.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Ketua DPP Partai NasDem lainnya, Johnny G. Plate. Saat dihubungi secara terpisah, Johnny menegaskan bahwa masalah yang terjadi antara Dita dan Masinton merupakan masalah pribadi. “Bukan masalah fraksi, partai, apalagi membawanya ke diskursus politik,” ujarnya.
Irma berujar, DPP Partai NasDem tidak berencana memanggil Dita untuk memberikan penjelasan atas terjadinya peristiwa penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Masinton itu. Namun, karena Dita melaporkan kejadian itu kepada Sekretaris Badan Hukum DPW NasDem DKI Jakarta, Wibi Andrino, wajar apabila Badan Hukum Partai NasDem memberikan bantuan kepada Dita. “Jadi, siapapun yang memerlukan akan dibantu. Tapi enggak ada urusan dengan partai. Ini betul-betul urusan pribadi Dita,” ujar Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem tersebut menegaskan.
Selain itu, menurut Johnny, Dita juga berhak melaporkan dugaan penganiayaan itu kepada polisi untuk mendapatkan keadilan. Johnny pun menyerahkan persoalan itu kepada pihak kepolisian dan juga Mahkamah Kehormatan Dewan. “Yang pasti, NasDem mendukung korban, apalagi kalau dia anggota dan kader kami,” katanya.
Pada 21 Januari kemarin, anggota Komisi Hukum, HAM, dan Keamanan DPR, Masinton Pasaribu, diduga telah menganiaya asisten pribadinya yang bernama Dita Aditia Ismawati. Dita pun melaporkan tindakan Masinton tersebut kepada Badan Reserse Kriminal Polri.
Masinton punya versi lain dari peristiwa itu. Saat itu, menurut Masinton, dia bersama dengan tenaga ahlinya, Abraham, dan sopirnya, Husni, menjemput Dita. Dita meminta dijemput di Camden Bar, Cikini, Jakarta.
Politikus PDI Perjuangan itu menuturkan, saat berada di daerah Otto Iskandar Dinata untuk mengantarkan Dita pulang, Dita yang tengah mabuk tiba-tiba menarik setir mobil yang dikemudikan oleh Abraham. Mobil yang oleng membuat tenaga ahli Masinton itu refleks menepis tangan Dita dan tanpa sengaja mengenai wajah Dita.
Hal itu berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Dita. Melalui Sekretaris Badan Hukum DPW Partai NasDem DKI Jakarta, Wibi Andrino, Dita mengaku bahwa yang memukulnya adalah Masinton sendiri. Di dalam mobil itu juga tidak ada orang lain selain Dita dan Masinton.
ANGELINA ANJAR SAWITRI