TEMPO.CO, Surabaya - Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Surabaya menggodok rencana angkutan kota (angkot) yang berbasis online. Rencana ini bertujuan memudahkan masyarakat menggunakan angkot yang masih terbilang banyak di Kota Surabaya.
"Kami memang sedang menggodok rencana angkot berbasis online, demi mengikuti perkembangan zaman," kata Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Surabaya Achmad Subhan, Ahad, 31 Januari 2016.
Dalam situs angkot itu nantinya, kata Subhan, dapat diketahui di mana saja titik-titik angkot berada, jumlah penumpang, jumlah kursi, pembagian arahnya, serta yang berkaitan dengan operasional angkot itu. Sehingga, dengan informasi itu, diharapkan dapat membantu masyarakat untuk menggunakan angkot.
"Kalau angkot tetap begini saja, dipastikan akan ketinggalan dan tidak laku," kata Subhan. Menurut dia, yang paling penting saat ini komitmen dari para sopir untuk selalu memberi layanan terbaik bagi penumpangnya, serta dukungan dari pemilik armada dan Pemerintah Kota Surabaya dalam pelayanan tersebut.
"Ini harus ada komitmen dari semua pihak kalau memang ingin lebih maju lo, ya," ujarnya. Bahkan, menurut Subhan, para sopir harus bersedia diberi pembekalan sebelum resmi mengemudi, tujuannya supaya mereka bisa berpenampilan menarik, sopan, dan pandai dalam berkomunikasi dengan penumpangnya.
Pelaksana tugas Dishub Surabaya, Irvan Wahyu Drajat, sangat mendukung rencana menjadikan angkot berbasis online selama hal itu mempermudah masyarakat Kota Surabaya. Bahkan, ia mengakui apabila Kota Surabaya ingin menjadi smart city, angkutan daratnya memang harus berbasis online.
"Nanti tidak ada lagi warga yang berdiri di pinggir jalan karena pemesanan tinggal membuka aplikasi online," kata Irvan. Namun, ia memastikan semua angkutan darat berbasis online harus memiliki izin lengkap, termasuk izin trayek yang tidak mati. "Semua persyaratannya harus tetap dipenuhi."
MOHAMMAD SYARRAFAH