Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengakuan Eks Gafatar Makassar yang Merantau di Kutai

image-gnews
Dua orang melepas tiang bendera di permukiman warga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dibakar massa di kawasan Monton Panjang, Mempawah, Kalimantan Barat, 19 Januari 2016. Permukiman di lahan seluas 43 hektar tersebut dibakar sejumlah oknum masyarakat sebelum 796 warga eks-Gafatar berhasil dievakuasi pemda setempat. ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Dua orang melepas tiang bendera di permukiman warga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dibakar massa di kawasan Monton Panjang, Mempawah, Kalimantan Barat, 19 Januari 2016. Permukiman di lahan seluas 43 hektar tersebut dibakar sejumlah oknum masyarakat sebelum 796 warga eks-Gafatar berhasil dievakuasi pemda setempat. ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Iklan

TEMPO.CO, Makassar -- Jalil, 28 tahun, alumnus teknik sipil Universitas Hasanuddin, akhirnya pulang ke Makassar, Rabu, 27 Januari. Selama lima bulan, Jalil yang merupakan eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mengklaim sukses membangun pemukiman dan pertanian di Desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Keahliannya sebagai arsitekur diterapkannya membangun daerah tersebut.

Selama lima bulan di Samboja, Jalil bersama 231 eks Gafatar Sulawesi Selatan telah menguasai 10 hektar lahan. Rinciannya, 1 hektar diperuntukkan pemukiman dan sisanya diperuntukkan pertanian.


"Di sana, kami membangun dan itu berjalan baik. Kami tanam sayur-sayuran, jagung dan singkong. Hasilnya kami nikmati sendiri dan biasa membagikannya ke warga setempat," kata Jalil, di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, Rabu, 27 Januari.(Baca juga: Eks Anggota Gafatar Trauma Dituding Makar dan Sesat)


permukiman Gafatar

Rombongan eks pengikut Gafatar dari Samboja berkisar 232 orang dari 66 kepala keluarga. Mereka terdiri atas 137 laki-laki dan 95 perempuan. Rinciannya, 89 laki-laki dewasa, 48 anak laki-laki, 65 perempuan dewasa dan 30 anak perempuan. Mereka diantar oleh pejabat pemerintah Kalimantan Timur dan Kutai Kertanegara. Rombongan eks pengikut Gafatar lantas diserahkan ke pemerintah Sulawesi Selatan untuk dilakukan pembinaan.

Jalil yang merupakan koordinator lapangan eks Gafatar yang bermukim di Samboja, mengaku tertarik ke Kalimantan lantaran ingin mendukung program kedaulatan pangan. Itu adalah program Gafatar yang belakangan membubarkan diri pada Agustus 2015. Jalil yang mendesain pemukiman dan pertanian warga pendatang di Samboja, menyatakan tak ada unsur paksaan untuk ikut program kedaulatan pangan. "Semuanya sukarela," ujarnya. (Baca juga: Kenapa Gafatar Memilih Kalimantan, Ini Pengakuan Ketua Umum)

Jalil menuturkan, pemberitaan tentang aktivitas dan ajaran sesat Gafatar tidak betul dan malah menyesatkan. Ia membantah kabar bahwa pengikut Gafatar itu dilarang menunaikan ibadah salat dan puasa. Jalil menegaskan Gafatar bukan organisasi agama. Hal tersebut dibuktikan dengan berbaurnya latar belakang agama maupun profesi para anggotanya yang belakangan terpencar setelah bubar.


Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gafatar di Kalimantan

Jalil juga membantah pihaknya menentang pemerintahan ataupun negara. Malah, program kedaulatan pangan dijalankan guna mengatasi kemungkinan krisis pangan dalam dua tahun mendatang. Jalil menambahkan pihaknya juga tak pernah mempersulit pemerintah Kalimantan Timur. Sesaat usai pembakaran pemukiman Gafatar di Kalimantan Barat, Jalil mengaku pihaknya kooperatif terhadap keputusan pemerintah soal pemulangan mereka.

Yang disesalkan Jalil yakni stigma negatif masyarakat mengenai eks pengikut Gafatar dan programnya. Saat Gafatar getol melakukan bakti sosial maupun program positif lainnya, hanya 1-2 media yang mempublikasikannya. Belakangan, tatkala muncul kabar bahwa Gafatar adalah ormas sesat dan terlarang barulah media dan publik meributkannya. (Baca juga: Yenny Wahid: Pemerintah Wajib Lindungi Hak Anggota Gafatar)


Gafatar

Hal lain yang disayangkan eks Gafatar, Jalil mengaku tidak sempat panen besar atas hasil bumi yang telah ditanamnya. Rencananya, mereka akan panen besar pada bulan ketujuh terhitung Agustus lalu. Kerja keras mereka pun sirna dengan pemulangan ke daerah asalnya di Sulawesi Selatan. Toh begitu, Jalil mengaku dapat memahami mereka harus dipulangkan guna mengantisipasi konflik di Kalimantan Barat.

TRI YARI KURNIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

15 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

PKB Kota Makassar meraih lima kursi di DPRD kota itu pada pemilu legislatif atau Pileg 2024.


Pemkot Makassar Borong Lima Penghargaan Top BUMD Award 2024

34 hari lalu

Pemkot Makassar Borong Lima Penghargaan Top BUMD Award 2024

Wali Kota Ramdhan Pomanto meraih Top Pembina BUMD 2024.


Lagi, Anggota KPPS di Makassar Meninggal Dunia

20 Februari 2024

Ilustrasi tokoh meninggal. Pixabay
Lagi, Anggota KPPS di Makassar Meninggal Dunia

Anggota KPPS Muhammad Fahriansyah, 26 tahun, yang bertugas di TP) 12 Kelurahan Lariang Bangi, Kecamatan Makassar, meninggal


Makassar Menuju Resilient City dengan Pertumbuhan yang Inklusif

29 Januari 2024

Makassar Menuju Resilient City dengan Pertumbuhan yang Inklusif

Visi Danny Pomanto membangun resiliensi dan pertumbuhan inklusif Kota Makassar.


10 Tempat Wisata di Makassar, Ada Hutan Mangrove hingga Situs Bersejarah

10 Januari 2024

Daftar tempat wisata di Makassar yang populer, di antaranya Pantai Losari, Fort Rotterdam, hingga Pulau Khayangan. Berikut ini informasi lokasinya. Foto: canva
10 Tempat Wisata di Makassar, Ada Hutan Mangrove hingga Situs Bersejarah

Daftar tempat wisata di Makassar yang populer, di antaranya Pantai Losari, Fort Rotterdam, hingga Pulau Khayangan. Berikut ini informasi lokasinya.


Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

31 Desember 2023

Kanal di Kelurahan Mariso, Kecamatan Mariso, tempat masyarakat membuang kotorannya, Rabu 13 Desember 2023. Foto: Didit Hariyadi
Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

Jamban itu digunakan oleh lima orang. Mereka berdomisili di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.


MV. Star Breeze Bersanda di Pelabuhan Makassar

29 November 2023

MV. Star Breeze Bersanda di Pelabuhan Makassar

Pelabuhan Makassar akan dijadikan sebagai destinasi kapal pesiar internasional.


Daftar Rekomendasi 8 Kuliner Khas Kota Makassar

11 November 2023

Pallubasa. facebook.com
Daftar Rekomendasi 8 Kuliner Khas Kota Makassar

Ada banyak sekali kuliner khas Kota Makassar yang wajib dicoba saat Anda berkunjung ke daerah ini.


HUT Kota Makassar: Ini Alasan Kenapa Dijuluki sebagai Kota Daeng

10 November 2023

HUT Kota Makassar: Ini Alasan Kenapa Dijuluki sebagai Kota Daeng

Kota Daeng menjadi salah satu julukan bagi Kota Makassar. Mengapa demikian?


Kilas Balik Penetapan 9 November Jadi HUT Kota Makassar yang Kini Masuki 416 Tahun

9 November 2023

Suasana Masjid Terapung Amirul Mukminin di Anjungan Pantai Losari yang telah ditutup untuk umum saat matahari tenggelam di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 17 April 2020. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam percepatan penanganan COVID-19 di Kota Makassar akan diterapkan pada 24 April mendatang. ANTARA
Kilas Balik Penetapan 9 November Jadi HUT Kota Makassar yang Kini Masuki 416 Tahun

HUT Kota Makassar pada 9 November 1607 menandai salat Jumat pertama di Gowa-Tallo sekaligus penanda semua rakyat Gowa-Tallo memeluk Islam.