TEMPO.CO, Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh akan membangun sistem pengelolaan air limbah senilai Rp 100,9 miliar. Sistem yang dinamakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) ini merupakan proyek multiyear dan ditargetkan selesai pengerjaannya pada 2017.
Terwujudnya proyek dengan dana dari anggaran pendapatan dan belanja negara ini merupakan keberhasilan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal dalam melobi pemerintah pusat, yakni Kementerian Pekerjaan Umum.
“Tahun ini mulai dikerjakan, terdiri dari empat zona dan kita rencanakan selesaikan dua zona dulu. Tahap pertama pemasangan instalasi pipa, dimulai dari Peuniti hingga ke Gampong Jawa,” ujar Illiza setelah bertemu Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU Dodi Krispatmadi dan sejumlah stafnya di Balai Kota Banda Aceh, Kamis, 28 Januari 2016.
Illiza menjelaskan, dengan sistem IPAL, limbah rumah tangga di Banda Aceh akan diolah sedemikian rupa dengan sistem yang lebih modern untuk menghasilkan pupuk dan gas metan yang bisa dimanfaatkan masyarakat kota.
“Limbah rumah tangga seperti air buangan dan tinja tidak perlu lagi diangkut dengan mobil karena pipa sambungan rumah (SR) tersambung ke pipa induk, lebih nyaman,” ujar Illiza.
Tahap pertama, kata Illiza, pihaknya dan Kementerian PU menargetkan 2.000 sambungan. Dia berharap masyarakat dapat bersabar dan memahami pengerjaan proyek ini karena akan ada galian tanah untuk pemasangan pipa. Masyarakat juga harus memahami fungsi dan manfaat dari penggunaan pipa ini. “Nanti akan kita sosialisasikan kepada warga,” katanya.
ADI WARSIDI