TEMPO.CO, BANDUNG - Wakil Kepala Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mengatakan, lembaganya tengah mempelajari kemungkinan praktek narcoterrorism di Indonesia lantaran adanya dugaan kedekatan gembong narkoba Freddy Budiman dengan pelaku terorisme.
“Kami melihat ada kemungkinan dengan statement dugaan Freddy Budiman masuk ISIS. Ada istilahnya narcoterrorism. Kami mulai selidiki,” kata dia di Bandung, Rabu, 27 Januari 2016.
Menurut Agus, yang terjadi saat ini di Indonesia adanya keterkaitan aktivitas jual beli narkoba dengan lembaga keuangan. “Selama ini narkoba bermain dengan keuangan, finansial,” kata dia.
Agus mengatakan, praktek keterkaitan jaringan narkoba dengan terorisme ada pada jaringan teroris internasional. “Seperti di Afganistan, jual narkoba untuk membiayai perang. Seperti itu,” kata dia.
Kendati demikian, Agus mengaku belum bisa bicara banyak soal penelusuran praktek narcoterrorism di Indonesia. “Kami akan lihat adanya kemungkinan narcoterrorism, tapi itu masih pleminary. Baru awal. Kami belum bisa ngasih pernyataan panjang,” kata dia.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti sebelumnya menolak berkomentar ihwal kabar bahwa gembong narkoba, Freddy Budiman, mulai dekat dengan para pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di dalam penjara.
"Tidak, tidak (komentar)," tutur Badrodin sembari melambaikan tangan pertanda enggan menanggapi pertanyaan tersebut saat menghadiri acara di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Selasa, 26 Januari 2016.
Badrodin memilih menjawab pertanyaan wartawan soal hilangnya senjata di dalam lembaga pemasyarakatan beberapa waktu lalu. "Kami akan minta penjelasan Kementerian Hukum dan HAM dulu," katanya.
Sebelumnya beredar kabar bahwa Freddy diduga bergabung dengan kelompok ISIS. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Saud Usman Nasution sempat berkomentar bahwa saat ini gembong narkoba itu terlihat sering mengaji dan ibadah.
Sikap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan itu disebut-sebut mulai berubah. Dia kini lebih rajin mengaji setelah dipindahkan ke Lembaga Permasyarakatan Gunung Sindur. Ternyata, selama di Nusakambangan, Freddy belajar mengaji dari terpidana kasus terorisme, Abrori bin Al Ayubi. Rupanya hal itu terus berlanjut hingga dia dipindah ke Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur.
Pria pengendali jaringan narkoba terbesar di Indonesia itu juga disebut-sebut masih bisa mengendalikan bisnis ilegalnya. Direktorat Tindak Pidana Narkoba Kepolisian RI menduga terpidana mati kasus narkoba tersebut masih punya pengaruh besar dalam jaringan pemasok sabu di Indonesia.
Dugaan pengaruh besar Freddy dalam bisnis haram itu diketahui ketika aparat menangkap kurir narkoba yang melibatkan dua warga Sri Lanka dan tiga warga Indonesia.
AHMAD FIKRI