TEMPO.CO, Surabaya - Tri Rismaharini, Wali kota Surabaya yang terpilih kembali, punya kenangan tersendiri soal Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Ia bercerita soal awal mulanya berinteraksi dengan Gafatar. “Sudah lama aku tahu Gafatar, sebelum Erri menghilang (Erri Indra Kautsar, mahasiswa Surabaya). Dia itu sudah lama kepingin ketemu aku terus. Tapi aku enggak mau,” ujarnya saat ditemui Tempo di Surabaya, Selasa petang, 26 Januari 2016.
Risma menemukan kejanggalan pada organisasi kemasyarakatan itu. Suatu hari, ia merasa ada tiga orang yang membuntuti langkahnya. Kala itu Risma tengah berjalan dari ruangannya di lantai dua Balai Kota Surabaya menuju mobil di lantai satu. “Dia foto-foto. Alasannya, mau kasih surat,” ucapnya.
Baca: Pengurus Gafatar Diduga Sengaja Kaburkan Domisili Anggotanya
Sejurus kemudian, matanya menangkap ketiganya memasuki ruangan-ruangan di lantai satu tersebut. “Tiga orang itu tahu-tahu masuk, motret-motret di ruangan. Aku kejar sama Bu Wiwik (Kepala Bagian Umum dan Protokoler Wiwiek Widiyanti), uber-uberan. Ternyata orang Gafatar,” tuturnya.
Risma sempat mengecek isi surat Gafatar yang diberikan kepadanya. Menurut dia, isi suratnya aneh. Ia sendiri cenderung tak setuju dengan pendekatan kegiatan sosial yang dicetuskan Gafatar. “Ya, aku bilang, kalau mau sosial, banyak di Dinas Sosial,” ucapnya. Karena itulah, akhirnya Risma memutuskan melarang pergerakannya.
Perempuan 54 tahun itu lega warganya yang sempat bergabung dengan Gafatar kini telah ditemukan. Di antaranya Erri Indra Kautsar, 19 tahun, mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, serta dua pegawai negeri sipil Surabaya: Achmad Rifai, 45 tahun, dan Sudjito, 43 tahun.
Meski belum dilantik menjadi Wali Kota Surabaya periode 2016-2021, Risma mengaku terus memantau selama pencarian mereka. Dari 228 warga Surabaya yang ikut Gafatar, satu per satu telah pulang dan dikembalikan kepada keluarganya. “Setelah itu, ditangani teman-teman dari Bapemas dan Dinas Sosial, didengarkan mereka maunya apa,” ujarnya.
Baca Juga: Luhut Ajak Sejumlah Menteri Bahas Nasib Pengikut Gafatar
Risma menjamin Pemkot Surabaya akan mendampingi para eks anggota Gafatar agar diterima di tengah masyarakat. “Pelan-pelan kami harus tahu cara berpikir mereka, cara memahami mereka, supaya kami bisa masuk dan diterima mereka,” katanya.
ARTIKA RACHMI FARMITA