TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengaku memperkuat jajarannya untuk memburu kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. "Kemarin kami memperkuat personel dari satuan TNI," tutur Badrodin di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Selasa, 26 Januari 2016.
Badrodin mengatakan polisi lebih intensif menggedor pertahanan kelompok Santoso di Poso. Sedikitnya seribu polisi dari berbagai unsur dikerahkan. Bahkan polisi mendapat dukungan tambahan seribu tentara.
Perburuan teroris Poso kian intensif dilakukan setelah teror bom Thamrin pertengahan Januari. Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah optimistis bisa menyelesaikan tugasnya dengan menangkap kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso alias Abu Wardah dalam 60 hari.
"Operasi Tinombala sudah dimulai 10 Januari 2016 dan sudah memasuki minggu ketiga. Kami optimistis, dengan sisa waktu operasi ini, kami mampu menyelesaikan tugas," kata Kepala Operasi Daerah Tinombala Komisaris Besar Leo Bona Lubis.
Menurut dia, optimisme itu didukung peran masyarakat yang resah akibat teror yang dilakukan kelompok Santoso, khususnya di Kabupaten Poso. Selain itu, aparat kepolisian mendapatkan dukungan penuh dari TNI dalam memperkuat operasi. Dia menjelaskan, penangkapan Santoso cs merupakan satu program quick win Polri.
AVIT HIDAYAT