TEMPO.CO, Mojokerto - Sepuluh warga eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tiba di Kabupaten Mojokerto, Selasa malam, 26 Januari 2016. Mereka sementara ditampung di UPT Panti Werdha "Mojopahit" di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Kesepuluh orang itu berasal dari tiga keluarga, yakni enam orang dewasa yang terdiri atas lelaki dan perempuan, dua anak-anak, dan dua balita. Mereka berasal dari dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ngoro dan Sooko.
“Malam ini sepuluh orang eks Gafatar sudah dipulangkan dan tiba di Mojokerto. Sama dengan yang sebelumnya, sementara kami data dulu di panti wreda,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto Hariono. Mereka ditempatkan di salah satu ruangan panti wreda setempat dengan penjagaan aparat kepolisian dan TNI. “Kami akan periksa kesehatan mereka,” kata Hariono.
Selain memeriksa kesehatan eks pengikut Gafatar, pemerintah kabupaten setempat juga akan mengurus data kependudukan mereka yang dimungkinkan hilang. “Seperti eks Gafatar sebelumnya, kami akan membantu pengurusan data kependudukan mereka yang hilang atau terbakar termasuk ijazah dan buku nikah,” kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto Susi Sri Utami.
Sebelumnya, 23 orang eks pengikut Gafatar asal Kabupaten Mojokerto juga ditampung di panti wreda setempat dan sudah dipulangkan ke masing-masing desa dan kecamatan. Kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), ijazah, dan buku nikah mereka yang hilang atau terbakar di Kalimantan juga dibantu pengurusannya.
“Yang dewasa sudah dibuatkan lagi KTP baru sedangkan ijazah dan buku nikah masih perlu proses,” ujar Susi. Dengan tambahan sepuluh orang ini, maka sudah 33 orang warga Mojokerto eks pengikut Gafatar yang dipulangkan ke Mojokerto.
ISHOMUDDIN