TEMPO.CO, Blitar - Sebanyak 24 warga anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), sembilan diantaranya anak-anak, tiba kembali di daerah asalnya di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Senin 25 Januari 2016. Mereka disebutkan hanya sebagai pengikut yang tergiur kehidupan baru di luar Jawa.
"Sementara para tokoh atau pengurus organisasinya akan dipulangkan dalam gelombang kedua nanti," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Blitar Puguh Imam Susanto, Senin 25 Januari 2016.
Mereka tiba di kampung halaman setelah dijemput dari tempat penampungan di Surabaya, sekembalinya dari Mempawah, Kalimantan Barat. Menurut Puguh, kondisi kesehatan mereka cukup baik. Hal ini diketahui setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh petugas medis setempat.
Setelah diterima oleh Wakil Bupati Blitar Riyanto untuk menerima pengarahan agar tak kembali ke Kalimantan, mereka diserahkan kepada kepala desa masing-masing agar dibawa pulang. Mereka diketahui berasal dari Kecamatan Kademangan dan Bakung.
Dalam kesempatan berdialog dengan wakil bupati tersebut sejumlah anggota Gafatar meminta bantuan pemerintah membantu solusi ekonomi pascapemulangan. Sebab seluruh harta benda mereka di kampung telah habis untuk memulai hidup di Kalimantan.
Sedangkan saat ini rumah mereka juga telah habis dibakar. Karena itu mereka meminta pemerintah memulangkan sepeda motor yang hingga kini masih tertinggal di lokasi pemukiman.
Atas permintaan tersebut Riyanto menjanjikan bantuan pribadi sebesar satu juta kepada setiap kepala keluarga tersebut untuk memulai hidup di kampung halaman. Selain itu mereka juga menerima paket sembako dari TNI bagi pengungsi yang punya anak. Demikian pula Dinas Sosial akan memberi bantuan sembako kepada mereka selama belum memiliki mata pencaharian tetap.
HARI TRI WASONO