TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan telah mendeteksi pergerakan jaringan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sejak November 2015. "Kami sudah punya gambaran bagaimana jaringan teror ini," katanya saat rapat kerja dengan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 25 Januari 2016.
Badrodin menjelaskan, ancaman teroris itu dikonfirmasi Federal Bureau of Investigation (FBI) dan sejumlah negara tetangga. Karena itu, tim Detasemen Khusus Antiteror 88 melakukan penindakan pada 18, 19, dan 29 Desember tahun lalu.
Baca Juga:
Dari serangkaian penindakan itu, ada 11 tersangka yang berhasil ditangkap Polri. "Dari 11 tersangka itu, ada pemimpinnya, Abu Mushab, yang berkomunikasi langsung dengan yang di Suriah," ujarnya.
Bahkan, dari hasil tangkapan Desember lalu itu, ada satu orang warga Uighur, Cina, Alli. Menurut Badrodin, Alli dihubungkan oleh perwakilan orang-orang Uighur di Suriah dengan Bahrunnaim. "Dari penangkapan itu memang ada yang belum tertangkap," ujarnya.
Baca juga: Pencemaran Nama Baik, Kapolri Laporkan Aktivis ILR
Badrodin mengklaim penanganan teroris di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis dua pekan lalu cukup baik. Menurut dia, bom pertama meledak pada pukul 10.39 dan tidak sampai 2 menit polisi sudah datang.
Pada menit ke-10, Polri dan teroris sudah baku tembak. Pada menit ke-21, kata Badrodin, sudah selesai. Total waktu yang dibutuhkan dari awal ledakan hingga olah tempat kejadian perkara dan jalan kembali dibuka hanya empat jam.
Badrodin mengakui ancaman teroris ini nantinya masih ada. Ada beberapa tokohnya di Suriah, seperti Bahrunnaim, Bahrumsyah, dan Abu Jandal. Ketiga orang inilah yang terkait dengan jaringan ISIS yang ada di Indonesia. "Tokohnya, Aman Abdurrahman, di bawahnya ada sel-selnya," tuturnya.
Sel-sel Aman, menurut Badrodin, di antaranya Mujahidin Indonesia Timur, yang dipimpin Santoso. "Santoso masih kami kejar," ujarnya. Adapun Mujahidin Indonesia Barat dipimpin Bahrumsyah. "Serta ada beberapa lagi elemen-elemen di kami. Semua sudah kami deteksi."
Bahkan Badrodin mengklaim Polri bersama Tentara Nasional Indonesia berhasil menggagalkan kelompok Santoso, yang ingin mendeklarasikan wilayah Poso sebagai bagian dari daulah ISIS. "Karena kami operasi yang dibantu TNI itu, mereka deklarasinya pindah ke Filipina selatan," ujarnya.
LINDA TRIANITA
Video Bom Thamrin: