TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menjamin anak-anak eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mendapatkan hak pendidikan. "Sudah ada tim di Kalimantan," kata Anies di SMA 8 Tangerang Selatan, Senin, 25 Januari 2016.
Menurut dia, timnya sedang mendata jumlah anak-anak eks anggota Gafatar yang berusia sekolah. "Mereka akan terus dimonitor dan dijamin pendidikannya," ucapnya.
Baca Juga:
Anies menjelaskan, anak-anak itu akan terus dimonitor sampai mereka dan orang tuanya mendapat tempat tinggal yang baru. Anies memastikan akses pendidikan anak-anak tersebut diberikan di lokasi tempat tinggal yang baru.
Anies berujar, cara pencegahan dini agar anak-anak terhindar dari ajakan mengikuti kelompok radikal adalah daya kritis dari siswa. "Kalau kritis, ajakan enggak masuk akal akan ditolak," tuturnya.
Ia mengatakan ajakan-ajakan kepada para murid itu bisa datang dari mana saja dan dalam bentuk apa saja. Karena itu, yang harus dijaga bukan ideologinya, melainkan kemampuan kritis para murid yang dengan sendirinya akan menghalau ajakan-ajakan seperti itu.
Menurut Anies, kurikulum dunia pendidikan di Indonesia sedang dalam perubahan dengan adanya kurikulum baru. Menurut dia, kurikulum baru ini akan membuat murid memiliki daya kritis yang lebih baik. "Sering kan mereka dapat SMS atau WhatsApp yang enggak jelas, terus di-forward. Itu karena daya kritis enggak muncul."
DIKO OKTARA