TEMPO.CO, Boyolali - Sebanyak 354 pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), yang dipulangkan dari Kalimantan menggunakan KRI Teluk Gilimanuk, tiba di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, pada Senin, 25 Januari 2016, sekitar pukul 17.00.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono mengatakan rombongan pengikut Gafatar dari berbagai daerah itu tiba di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, pada Senin pagi. Setelah beristirahat di Semarang, rombongan tersebut diantar ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali, menggunakan sepuluh bus yang dikawal ketat polisi dan TNI.
Baca: Ini Profil Tokoh Pendiri Gafatar
“Mereka akan menginap di Asrama Haji Donohudan selama lima hari untuk didata dan mendapat program pendampingan dari psikolog, tokoh agama, hingga Polri dan TNI (ihwal wawasan kebangsaan dan bela negara),” kata Sri Puryono.
Setelah turun dari bus, rombongan pengikut Gafatar itu disambut di Gedung Jeddah untuk makan malam sekaligus menjalani proses pendataan. “Di sini mereka akan didata kependudukannya, perekaman sidik jari dan foto. Setelah itu, mereka dipersilakan istirahat di kamar-kamar yang telah disediakan,” ujar Kepala Kepolisian Resor Boyolali Ajun Komisaris Besar Budi Hartono.
Baca: Kumpulan Berita Gafatar
Budi mengatakan keluarga pengikut Gafatar sementara ini belum diizinkan berkunjung ke Asrama Haji Donohudan untuk menemui anggota keluarganya yang baru dipulangkan dari Kalimantan. “Kunjungan akan ada waktunya sendiri dan menunggu kesepakatan dari (Pemerintah) Provinsi Jawa Tengah ihwal jadwal dan tempatnya,” tutur Budi.
Dari pantauan Tempo, ada empat pengikut Gafatar yang tampak lemah saat turun dari bus. Oleh anggota Palang Merah Indonesia Boyolali, empat orang dewasa itu langsung dibawa ke Poliklinik Asrama Haji Donohudan. “Mereka hanya kelelahan dan dehidrasi,” ucap seorang petugas medis dari Polres Boyolali di Poliklinik Asrama Haji Donohudan.
DINDA LEO LISTY