TEMPO.CO, Jakarta - BJ Habibie, Presiden Indonesia ketiga, hadir dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Golongan Karya yang digelar di Jakarta Convention Center, Sabtu, 23 Januari 2016. Rapimnas itu digelar politikus Golkar kubu Aburizal Bakrie. Sebagai pelindung Tim Transisi Partai Golkar, Habibie diminta memberikan pengarahan.
Habibie memberikan catatan khusus, tak hanya untuk Golkar, tapi juga untuk politikus dari partai lain di Indonesia. Ia menyebut pesannya itu dengan 3 M.
SIMAK: Ini Nasihat Habibie ke Aburizal Bakrie dan Agung Laksono
Habibie menjelaskan, M yang pertama adalah milenium. Artinya, partai-partai politik harus membuat rencana yang berkesinambungan. Partai diminta memikirkan rencana hingga seratus tahun ke depan. Rencana itu, ucap dia, bukan sebatas mimpi. “Tiap lima tahun, tiga tahun dikoreksi,” kata Habibie.
M yang kedua adalah maju. Habibie meminta politikus bergerak maju dalam arti yang luas di sisi budaya, politik, serta sinergi positif antarorganisasi partai dan elemen apa pun yang ada di Indonesia. Dan M yang terakhir ialah mandiri. Menurut dia, partai politik tidak boleh bergantung kepada siapa pun.
Habibie juga meminta sesama partai politik bersinergi mengembangkan sumber daya manusia, agar menjadi unggulan pada masa depan. Menurut dia, masa depan bangsa ada di tangan generasi penerus mudanya.
SIMAK: Tak Tampak di Rapimnas Golkar, Kubu Agung: Itu Ilegal
Habibie juga menegaskan, pengurus partai politik harus memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk maju menjadi pemimpin bangsa. Sukarno dan Soeharto, tutur dia, adalah contoh anak muda yang bisa memimpin bangsa. Keduanya menjadi presiden pada usia 40-an. “Mumpung masih hidup, buka pintu untuk pimpinan nasional, lewat pimpinan partai, berikan kesempatan kepada anak muda umur 40-60,” kata Habibie.
Selain itu, Habibie berpesan agar memperhatikan kualitas pendidikan di Indonesia serta menyinergikannya dengan produktivitas dan tersedianya lapangan kerja. Hal itu diharapkan dapat mencetak SDM yang unggul. “Setelah dimengerti lewat pendidikan dan produktivitas tinggi tapi tidak ada lapangan kerja, tidak ada gunanya. Anda tidak jadi unggulan,” ucap Habibie.
AHMAD FAIZ