TEMPO.CO, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) siap memediasi warga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang menerima perlakuan diskriminatif dari kepolisian. “Kami akan melakukan upaya hukum. Kami membuka aduan kepada publik,” kata Puri Kencana Putri, pegiat Kontras, seusai diskusi tentang Gafatar yang diadakan oleh Populi Center dan Smart FM di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 23 Januari 2016.
Anggota maupun eks anggota Gafatar yang diperlakukan secara diskriminatif bisa mengadu via telepon ke Kontras. Setelah itu, kata Putri, Kontras akan menindaklanjuti aduan mereka hingga ke kepolisian. Puri mengatakan tetap menggunakan mekanisme standar kepolisian yang memang sudah diatur.
“Di kepolisian kan ada mekanisme pengaduan, mekanisme ganti rugi, dan mekanisme perlindungan,” katanya. Puri berjanji terus mendampingi mereka selama proses aduan berlangsung.
Kepolisian tak boleh hanya berpihak kepada keluarga eks Gafatar, tapi juga eks Gafatar itu sendiri. Menurut dia, hal itu merupakan bagian dari perlindungan berimbang atas hak warga negara. Menurut Puri, Kontras telah menemukan banyak masyarakat yang berafiliasi dengan Gafatar, tapi cemas dan takut mengadu, serta bingung mau mengadu ke mana.
“Sampai saat ini ada banyak eks Gafatar yang tidak mau membuka identitasnya karena takut diusir dan mendapat perlakuan kasar karena diskriminasi masih terus dikembangkan,” katanya.
Ratusan eks Gafatar tiba di tempat penampungan sementara di daerah asalnya, Jawa Timur, Sabtu pagi tadi. Ratusan warga yang mukanya rata-rata pucat itu tiba pukul 05.15, menggunakan bus Damri. Satu per satu bus memasuki Asrama Transito Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur di Jalan Margorejo Nomor 74. Selanjutnya, warga eks Gafatar turun, memasuki aula besar berukuran sekitar 15 x 6 meter. Tua, muda, hingga bayi-bayi berkumpul di sana.
Para eks Gafatar ini dipulangkan dari Kalimantan Barat ke daerah asalnya setelah permukiman mereka dibakar massa. Dengan dalih keselamatan mereka, pemerintah kemudian memulangkan mereka ke daerah asal.
BAGUS PRASETIYO