TEMPO.CO, Pontianak - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis menjamin keselamatan warga eks anggota Gafatar di penampungan dan selama proses pemulangan. Dia menjamin tidak ada konflik vertikal jika warga eks anggota Gafatar dipulangkan.
"Saya sebagai Presiden Dayak sudah menginstruksikan masyarakat Dayak di Kalbar agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan,” katanya. Namun Cornelis menyatakan tindakan massa yang membakar permukiman warga eks anggota Gafatar tidak tergolong tindakan anarkistis.
“Belum anarkistis itu. Yang paling penting sekarang keselamatan. Saat ini kita bicara nyawa. Untung kita sebagai pemerintah mau menyelamatkan mereka. Ini masalah nyawa, nyawa tidak dijual di pasar,” ujarnya.
Menurut Cornelis, opsi pemulangan warga eks anggota Gafatar adalah opsi terakhir demi keselamatan mereka. "Sekaligus menyelamatkan nyawa mereka karena secara resmi pemerintah sudah membubarkan,” tuturnya.
Dia menekankan agar warga eks anggota Gafatar kooperatif dan tunduk pada undang-undang kependudukan. Sebab, walaupun ada yang melaporkan kedatangan mereka kepada perangkat pemerintah setempat, jumlahnya tidak sesuai dengan data yang dilaporkan. “Yang didata 20, yang datang 200 orang,” ujarnya.
ASEANTY PAHLEVI