Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

KPAI Minta Pemerintah Selamatkan Ideologi Anak Eks Anggota Gafatar

image-gnews
Sejumlah anak warga eks-Gafatar bermain bersama dua badut Upin Ipin di tempat penampungan di Detasemen Pembekalan dan Angkutan Kodam XII/Tanjung Pura, Pontianak, Kalimantan Barat, 21 Januari 2016. Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah mendatangkan badut untuk menghibur anak warga eks-Gafatar yang mengalami trauma paska pengusiran paksa disertai pembakaran permukiman mereka di Desa Antibar, Mempawah pada Selasa (19/1). ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah anak warga eks-Gafatar bermain bersama dua badut Upin Ipin di tempat penampungan di Detasemen Pembekalan dan Angkutan Kodam XII/Tanjung Pura, Pontianak, Kalimantan Barat, 21 Januari 2016. Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah mendatangkan badut untuk menghibur anak warga eks-Gafatar yang mengalami trauma paska pengusiran paksa disertai pembakaran permukiman mereka di Desa Antibar, Mempawah pada Selasa (19/1). ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Iklan

TEMPO.CO, Depok - Komite Perlindungan Anak Indonesia meminta pemerintah mengambil langkah segera untuk memastikan perlindungan terhadap anak yang menjadi pengungsi Gerakan Fajar Nusantara dari Kalimantan Barat.

"Mengingat jumlah anak yang menjadi pengungsi kelompok Gafatar juga banyak, pemerintah mesti memperhatikan mereka," kata Wakil Ketua KPAI Susanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 22 Januari 2015.

Menurut Susanto, pemerintah harus memperhatikan anak pengungsi Gafatar, baik aspek pemenuhan hak dasar maupun rehabilitasi psikologisnya. Pastikan anak tetap bisa bermain, mendapatkan pendidikan yang layak dan hak kesehatan, tetap ceria, dan tumbuh-kembang dengan baik. "Mereka menjadi korban" ucapnya.

Baca: HEBOH GAFATAR, 3 Ajaran Inilah yang Dianggap Menyimpang

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan pemerintah harus cepat bertindak untuk membantu mereka, termasuk menyelamatkan ideologi anak. Semua elemen penyelenggara negara dan elemen masyarakat harus melindungi anak agar tidak menjadi korban radikalisme, baik karena faktor keturunan maupun faktor lain yang menjadikan anak terkondisikan menjadi radikal. "Anak yang menjadi korban harus didampingi, terutama dari ideologi yang menyesatkan," ujar Susanto.

Susanto menuturkan jumlah pengungsi kelompok Gafatar di  Kalimantan Barat cukup fantastis. Eks anggota Gafatar di Bekangdam ada 1.119 orang, terdiri atas 370 laki-laki, 312 perempuan, dan 437 anak-anak. Sedangkan di Kompi Senapan B Yon 643 Wanara Sakti, ada 439 orang yang terdiri atas 114 laki-laki, 122 perempuan, dan 203 anak-anak. Dan yang baru datang ada 80 keluarga yang terdiri atas 259 jiwa dari Bengkayang. "Mengingat jumlah anak cukup banyak, jadi harus ada perhatian ekstra kepada mereka."

IMAM HAMDI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

23 jam lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.


Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

17 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).


Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

25 hari lalu

Penanganan kasus pengeroyokan di SMP Negeri 13 Terititip, Balikpapan Timur. Instagram/PolsekBppntimur
Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya


Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

27 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.


Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

27 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong


KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

37 hari lalu

KPAI dan UPTD PPA Kota Tangerang Selatan mendatangi Polres Tangsel dalam kasus bullying di SMA Binus Serpong, Selasa 20 Februari 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.


FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

37 hari lalu

Binus School Serpong. serpong.binus.sch.id
FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.


Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

37 hari lalu

Mobil yang dinaiki Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tiba di Binus School Serpong pasca viralnya berita perundungan siswanya di Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Perundungan ini menyebabkan korbannya dirawat di rumah sakit. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.


Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

54 hari lalu

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.


Lansia Bergelar Magister Manajemen Ditangkap karena Pencabulan Anak, Alasan karena Sayang

57 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly dan jajaran menunjukkan barang bukti kasus pencabulan oleh lansia terhadap tiga anak di bawah umur di Matraman. Polisi kini menahan tersangka di Polres Jakarta Timur, Selasa, 30 Januari 2024. Tempo/Novali Panji
Lansia Bergelar Magister Manajemen Ditangkap karena Pencabulan Anak, Alasan karena Sayang

Tersangka pencabulan anak di Matraman disebut memiliki ketertarikan terhadap anak-anak meski tidak menikah.