Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Seorang Ayah Mencari Anak-Cucu di Kamp Gafatar  

Editor

Budi Riza

image-gnews
Sejumlah warga eks Gafatar berada di pemukiman di kawasan Monton Panjang, Kalbar, 19 Januari 2016. Sebanyak 796 warga eks Gafatar yang datang dari Pulau Jawa sejak tiga bulan lalu ini bermukim di lahan pertanian seluas 43 hektar. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah warga eks Gafatar berada di pemukiman di kawasan Monton Panjang, Kalbar, 19 Januari 2016. Sebanyak 796 warga eks Gafatar yang datang dari Pulau Jawa sejak tiga bulan lalu ini bermukim di lahan pertanian seluas 43 hektar. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Iklan

TEMPO.CO, Pontianak – Berita mengenai pengungsi eks Gerakan Gajar Nusantara (Gafatar) membawa Wiyono, warga Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk berangkat menggunakan pesawat terbang ke Pontianak, Kalimantan Barat.

Dia mencari anaknya, Diah Ayu, yang menghilang bersama cucu perempuannya. “Saya mencari anak saya ke sini, siapa tau ketemu. Sebab saya melihat berita di televisi jika mantan anggota Gafatar diungsikan,” katanya.

Wiyono baru tiba di Pontianak dan langsung menuju di Kompi Senapan B, Wanara Sakti. Di tempat itu ratusan warga eks Gafatar dari Desa Limbung dan Desa Rasau Jaya, Kecamatan Rasau, Kabupaten Kubu Raya, dievakuasi.

BacaIni Profil Tokoh Pendiri Gafatar

Berbekal foto anak, menantu, dan cucunya, Wiyono langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat. Dyah Ayu, 28 tahun, adalah rekan dr Rica, yang juga pergi meninggalkan rumah sejak 11 Desember lalu. Dyah membawa Raina Ayranica Salyaputri, 23 bulan, anak perempuannya.

Dokter muda ini diduga kuat bergabung dengan eks Gafatar lain di Kalimantan Barat. Rekan seprofesinya, dokter Rica, juga sempat mengunjungi Kalimantan Barat dan ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, beberapa pekan lalu. Kendati tidak menemukan anaknya di penampungan Kompi Senapan B, Wiyono akan terus melakukan pencarian di tempat pengungsian Bekangdam XII Tanjungpura.

Laporan Terkini:

Gerakan Fajar Nusantara

Di sana terdapat 1.124 pengungsi dari Kabupaten Mempawah, yang dievakuasi lantaran permukiman mereka dibakar massa. “Saya juga akan menunggu para pengungsi lainnya di Kalimantan Barat yang akan dipulangkan ke daerah asalnya. Mudah-mudahan bertemu anak saya,” katanya.

Dari broadcast alumnus universitas tempat dr Dyah berkuliah, dia terlihat terakhir kali di Kelurahan Sampit, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang. Di Kabupaten Ketapang ini, anggota eks Gafatar terdapat di Desa Sukamaju, Kecamatan Muara Pawan. Mereka terbagi menjadi dua kelompok tani. Jumlahnya sekitar 500 jiwa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

BacaPenghuni Kamp Gafatar, Kami Ingin Bertani

Pada 13 Januari lalu, perangkat desa telah melakukan pemanggilan terhadap warga eks Gafatar tersebut. Kepala Desa Sukamaju Syaiful Bahri mengatakan para pendatang diharuskan membuat pernyataan untuk tidak melakukan hal yang menyimpang dari undang-undang ataupun ajaran agama.

"Jika ingin bertani, silakan. Karena sesuai dengan program saya untuk memajukan desa, tapi jangan sampai terjadi hal-hal yang menyimpang karena saya tegaskan saya tidak akan perkenankan jika terjadi ajaran-ajaran atau gerakan-gerakan yang dilarang,” katanya.

Baca: Diusir dari Mempawah, Ratusan Eks Gafatar Akan Dipulangkan 

Pertemuan tersebut dihadiri Camat Muara Pawan, TNI, kepolisian, MUI Ketapang, Kemenag Ketapang, Disdukcapil, serta tokoh masyarakat setempat. Pada pertemuan itu masing-masing kelompok menandatangani 13 poin kesepakatan. Di antaranya sama sekali tidak terlibat langsung maupun tidak langsung, dan tidak ada hubungan dengan gerakan Gafatar atau membawa paham aliran sesat.

Mereka menandatangani surat pernyataan tersebut di hadapan para Muspika Muara Pawan, MUI, Kemenag, dan tokoh masyarakat. Mereka juga sepakat untuk dilaporkan kepada pihak berwajib jika suatu saat mereka melanggar perjanjian.

ASEANTY PAHLEVI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

26 Juni 2023

Panji Gumilang dan Ahmad Musadeq. ANTARA
Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

Berikut profil Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang, dan Gafatar yang didirikan Ahmad Musadeq. Apa persamaan dan perbedaannya?


Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

26 Juni 2023

Ahmad Musadeq (tengah) saat istirahat sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 10 Maret 2008. Musadeq didakwa menodai agama Islam karena mengaku sebagai nabi melalui ajarannya Al Qiyadah Al Islamiyah. ANTARA/Ujang Zaelani
Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

Mantan pengurus Al Zaytun, Ken Setiawan menyebut pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang berkaitan dengan pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq. Soal NII?


Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

25 Juni 2023

Sampul majalah Tempo edisi 5-11 November 2007 tentang Ahmad Mushadeq dan gerakan Alqiyadah, yang difatwa sesat MUI. Nama Musadeq disebut-sebut berada di belakang Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Dok. TEMPO
Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

Fatwa MUI untuk kelompok dan orang yang pernah mendapatkan fatwa aliran sesat. Di antaranya, Ahmadiyah dan Gafatar.


Menengok Eks Kampung Gafatar, Kenapa Bisa Jadi Kota Hantu?

14 Januari 2019

Diduga Ikut Gafatar, Satu Keluarga Menghilang Sejak 2015
Menengok Eks Kampung Gafatar, Kenapa Bisa Jadi Kota Hantu?

Sejak warga Gafatar meninggalkan kawasan itu, warga lokal pun enggan tinggal di Desa Penisir sehingga penampakan pemukiman tersebut mirip Kota Hantu.


Ahli Hukum: Tak Ada Bukti Eks Petinggi Gafatar Makar

23 Februari 2017

Seorang polwan menggendong anak dari pengungsi eks Gafatar menuruni KRI Teluk Bone di Dermaga JICT II, Jakarta, 28 Januari 2016. TEMPO/Ahmad Faiz
Ahli Hukum: Tak Ada Bukti Eks Petinggi Gafatar Makar

Ahli hukum UI menyatakan tak ada alat bukti yang menunjukkan eks petinggi Gafatar berlatih militer dan berencana membeli senjata.


Eks Petinggi Gafatar Disebut Tak Penuhi Syarat Lakukan Makar

22 Februari 2017

Suasana pembacaan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap Ahmad Musadeq dkk dalam persidangan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang didakwa melakukan penodaan agama dan makar, di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jakarta, Rabu, 8 Februari 2017. Tempo/Ghoida Rahmah
Eks Petinggi Gafatar Disebut Tak Penuhi Syarat Lakukan Makar

Eva berujar jaksa tidak dapat mengajukan alat bukti untuk membuktikan adanya perbuatan, kemampuan, dan niat para terdakwa untuk makar.


Pelanggaran Kebebasan Berkeyakinan Terbanyak Menimpa Gafatar  

29 Januari 2017

Sidang Gafatar, Putusan Sidang Penculikan dr Rica. TEMPO/Hand Wahyu
Pelanggaran Kebebasan Berkeyakinan Terbanyak Menimpa Gafatar  

Pelanggaran kebebasan berkeyakinan terhadap Gafatar dimulai dari isu orang hilang. Lalu, polisi menyatakan mereka terlibat paham yang melanggar hukum.


Wakil Bupati Gafatar Divonis 2 Tahun Penjara

17 Oktober 2016

Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). gafatar.or.id
Wakil Bupati Gafatar Divonis 2 Tahun Penjara

Sigit menjadi koordinator anggota Gafatar untuk berhijrah ke Kalimantan demi ketahanan pangan dan kehidupan yang lebih baik.


Dianggap Kriminal, Eks Gafatar Mengaku Dipersulit Urus E-KTP

3 Oktober 2016

Sejumlah Eks Anggota Gafatar Tiba di Kampung Halaman.
Dianggap Kriminal, Eks Gafatar Mengaku Dipersulit Urus E-KTP

Mereka sulit mengurus surat berkelakuan baik karena eks anggota Gafatar itu dianggap pernah melakukan tindakan kriminal.


Pengacara Eks Gafatar Bantah Penculikan Dokter Rica  

31 Agustus 2016

Dokter Rica Tri Handayani. (Istimewa)
Pengacara Eks Gafatar Bantah Penculikan Dokter Rica  

Pengacara mengatakan dokter Rica tidak merasa diculik, tapi pergi atas kemauan sendiri.