TEMPO.CO, Kupang - Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 19 Januari 2016 mengungsikan sebanyak 1.208 dari 1.427 warga Desa Egon Gahar yang tinggal di lereng Gunung Egon. Pasalnya, Gunung Egon yang berstatus Siaga (Level III) mulai menyemburkan gas beracun.
"Ada 1.208 jiwa yang telah diungsikan ke tempat yang lebih aman," kata Wakil Bupati Sikka Paolus Nong Susar kepada Tempo.
Menurut dia, ribuan warga tersebut diungsikan ke posko pertama di Kantor Camat Mapitara sebanyak 390 orang atau 98 Kepala Keluarga (KK), dan posko kedua di Pasar Desa Natakoli sebanyak 206 KK atau 818 jiwa. "Yang belum terevakuasi sekitar 200 orang karena memilih bertahan di kampung tersebut," katanya.
Paolus mengimbau warga yang belum bersedia dievakuasi segera menyusul rekan-rekannya di tempat pengungsian. Petugas, kata dia, telah membangun dapur umum di tempat pengungsian serta dilengkapi dengan MCK, alat-alat dapur, bantal, selimut, dan kasur. "Ada pula fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak pengungsi," katanya.
Gunung Egon mulai menyemburkan asap beracun setelah statusnya dinaikkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Waspada (level II) ke Siaga (Level III).
Gunung Egon yang terletak di Pulau Flores memiliki ketinggian 1.703 meter di atas permukaan laut. Gunung Egon kembali aktif pada 2006 setelah vakum selama 75 tahun. Sebelumnya, gunung tersebut meletus dahsyat pada 1925.
Egon kembali meletus pada 28 Januari 2004 hingga Agustus-September 2004. Pada 15 April 2008, gunung kembali meletus dengan indeks eksplosivitas (VEI) 2 dan ketinggian letusan 5.700 meter.
YOHANES SEO