TEMPO.CO, Sidoarjo - Sikap warga atas rencana pengeboran sumur baru PT Lapindo Brantas Inc di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, Sidoarjo, terpecah. Kemarin, sejumlah warga menyatakan mendukung adanya pengeboran.
“Saya memang tidak tahu masalah teknis, tapi Lapindo selama ini sudah membuktikan sumur gas mereka di desa kami aman,” kata Istafudin, Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kedungbanteng, saat hadir dalam konferensi pers yang digelar Lapindo Brantas Inc di Pazkul, Sidoarjo, Selasa, 12 Januari 2016.
Dukungan yang sama disampaikan Ketua BPD Kedungbanteng M. Khoiri. “Kalau kami terus memelihara trauma, kapan kami akan maju? Kalau sudah seperti ini, masak warga harus memelihara trauma?" ujar Khoiri, yang juga Kepala Sekolah Dasar Negeri Kalidawir.
Warga Kedungbanteng lainnya, Asriful, mengatakan dia mendukung pengeboran setelah mendapat penjelasan dari ahli geologi bahwa pengeboran di desanya itu aman. Selain itu, dia ingin menikmati jaringan gas yang dijanjikan Lapindo,
Dikonfirmasi terpisah, M. Fauzi, Ketua RT 3 RW 2 Kedungbanteng, mengatakan warga yang mendukung pengeboran yang dilakukan Lapindo merupakan warga Kedungbanteng yang tidak terdampak. "Sejak lama mereka kaki-tangan Lapindo," tuturnya.
Fauzi mengatakan warga Kedungbanteng yang terdampak hanya tiga RT, yakni RT 3, RT 4, dan RW 5. Ketiganya masuk RW 2. Fauzi menyebut Istafudin merupakan warga Kedungbanteng RT 2 RW 1, M. Khoiri RT 6 RW 3, dan Asriful RT 4 RW 2.
"Yang warga terdampak hanya Asriful. Mereka yang selama ini mempengaruhi warga agar warga Kedungbanteng menerima pengeboran," ucapnya.
NUR HADI