TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemui Presiden Joko Widodo untuk melaporkan tren penurunan masalah anak di Indonesia, pagi ini. Ketua KPAI Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan angka kekerasan menurun sepanjang tahun lalu.
"Data permasalahan anak Indonesia pada 2015 ada tren membaik dibanding 2014. Angka kekerasan secara kumulatif menurun dibanding 2014," kata Asrorun di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa, 12 Januari 2016. Asrorun mengatakan angka kekerasan itu dihitung berdasarkan pengaduan dan pengawasan yang dilakukan KPAI.
Asrorun mengatakan salah satu penyebab penurunan tren masalah anak, khususnya kekerasan pada anak, adalah adanya komitmen untuk mengutamakan prinsip-prinsip perlindungan anak di seluruh level kebijakan. Komitmen ini sejalan dengan instruksi Presiden mengenai pemberatan hukuman terhadap pelaku kejahatan.
KPAI mengatakan penurunan masalah pada anak mencakup sembilan kategori, misalnya kasus anak yang berhadapan dengan hukum, kasus anak yang menjadi korban perdagangan, anak yang menjadi korban malpraktek kesehatan, dan anak yang menjadi korban kekerasan di sekolah. Asrorun mengatakan, sesuai dengan catatan KPAI, meski korban kekerasan anak menurun, jumlah pelaku kekerasan meningkat. "Saya kira ini penting kita koordinasikan dengan Presiden untuk mengambil langkah radikal untuk memastikan lingkungan sekolah yang ramah anak," katanya.
Tahun ini, kata Asrorun, KPAI akan berfokus pada mekanisme pencegahan dan pemberatan hukuman pelaku kekerasan terhadap anak. Menurut dia, KPAI akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, yaitu Polri dan Kejaksaan Agung, untuk memberikan perlindungan yang optimal bagi korban. Selain itu, KPAI juga akan berfokus pada penguatan ketahanan keluarga. "Muara dari tindak penelantaran kekerasan anak-anak itu dari tergoyahnya ketahanan keluarga," katanya.
ANANDA TERESIA