TEMPO.CO, Jakarta - Kila, 22 tahun, berdiri di depan pintu masuk Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Di tangan wanita berkerudung hijau itu ada beberapa tangkai bunga mawar beraneka warna.
"Saya sedang melakukan aksi damai," kata Kila di Kemenkumham pada Selasa, 12 Januari 2016. Kila melakukan aksi damai bersama 34 temannya yang mengaku sebagai simpatisan Partai Persatuan Pembangunan.
Saat ada orang yang melewatinya, Kila menebar senyum dan memberikan orang itu setangkai bunga beserta selembar ucapan. "Terima kasih Menkumham telah mencabut SK Muktamar Surabaya. Kami menanti pengesahan Muktamar Jakarta," begitu yang tertulis dalam ucapan itu. Di bawahnya, tercantum salam dari Ketua Umum Djan Faridz dan Sekretaris Jenderal Dimyati Natakusuma.
Bayu Irawan, koordinator simpatisan, mengatakan aksi damai dilakukan sebagai ucapan terima kasih. "Terima kasih kepada Pak Menteri karena telah mencabut SK Muktamar Surabaya," ujarnya. Ia memilih 35 simpatisan, sejumlah dengan provinsi di Indonesia, sebagai lambang persatuan. Koordinator pun memakaikan selempang kepada mereka. Selempang berwarna hijau itu bertulisan nama provinsi di Indonesia.
Bayu memilih simpatisan wanita karena wanita dianggap melambangkan kedamaian. "Wanita murah senyum dan enak dipandang," tuturnya.
Kila dan temannya memang berusaha tampil menawan. Mereka mengenakan riasan wajah. Semua fitur wajah tak luput dirias. Kompak mengenakan baju putih, kaki mereka tampak jenjang dibalut skinny jeans. Sepatu berhak dipilih untuk menemani mereka membagikan bunga.
Kedatangan para simpatisan itu disambut Kepala Subbagian Humas dan Media Massa Kementerian Hukum dan HAM Fitriadi Agung Nugroho. Fitriadi menerima bunga pemberian para wanita simpatisan di lobi Direktorat Jenderal Imigrasi. "Terima kasih," ucapnya.
VINDRY FLORENTIN